Pencarian
Similar topics
Latest topics
Connect Facebook
Samudera Hati (TYK)
Statistics
Total 69 user terdaftarUser terdaftar terakhir adalah Pras
Total 428 kiriman artikel dari user in 160 subjects
:: Makin Dalam, Makin Halus, Makin Dahsyat (Quantum Ikhlas) :: - # 2
:: Lain Lain :: Diskusi Umum
Halaman 1 dari 1
:: Makin Dalam, Makin Halus, Makin Dahsyat (Quantum Ikhlas) :: - # 2
... sambungan
Makin Dalam Makin Kuat
Hal yang sangat menarik dari kenyataan kuantum ini adalah bahwa pada level yang semakin dalam dan halus, energi yang dikandungnya justru semakin besar. Energi nuklir yang lebih halus misalnya, berjuta-juta kali lebih bertenaga (powerful) dibandingkan energi kimia.
Contoh 1:
Tingkat Permukaan;
Energi Molekul ----------à Power = Normal
Tingkat Lebih Dalam;
Energi Atom -------------à Power = Lebih Kuat
Tingkat Sangat Dalam;
Energi Nuklir ----------- à Power = Sangat Kuat
Contoh 2:Makin Dalam Makin Kuat
Hal yang sangat menarik dari kenyataan kuantum ini adalah bahwa pada level yang semakin dalam dan halus, energi yang dikandungnya justru semakin besar. Energi nuklir yang lebih halus misalnya, berjuta-juta kali lebih bertenaga (powerful) dibandingkan energi kimia.
Contoh 1:
Tingkat Permukaan;
Energi Molekul ----------à Power = Normal
Tingkat Lebih Dalam;
Energi Atom -------------à Power = Lebih Kuat
Tingkat Sangat Dalam;
Energi Nuklir ----------- à Power = Sangat Kuat
Akibat bertengkar, wajah seseorang menjadi memar. Rasa sakit di wajah (tubuh fisik) – nya bisa saja mudah hilang setelah dirawat seperlunya, tetapi rasa sakit di perasaan (tubuh kuantum) – nya
jauh lebih kuat (sulit) untuk dihilangkan, meskipun berbagai usaha perdamaian dilakukan.
Ikhlas: The Ultimate Success Technology
“Bukan urusan saya untuk memikirkan diri saya sendiri. Urusan saya adalah untuk memikirkan Tuhan. Dan, urusan-Nya lah untuk memikirkan saya.”
[justify]Kebanyakan orang meyakini bahwa dalam hidup ia harus berjuang meraih semua keinginannya dengan berusaha keras, membanting tulang hingga tetes darah penghabisan. Padahal tuntunan agama menjanjikan berbagai kemudahan atau kesuksesan akan datang menghampiri jika dalam ikhtiarnya manusia berhasil bersyukur, menikmati prosesnya, dan menyerahkan seluruh urusan dan kepentingan hanya kepada Tuhan. Inilah kompetensi ikhlas.
----Simone Weil
[justify]Kebanyakan orang meyakini bahwa dalam hidup ia harus berjuang meraih semua keinginannya dengan berusaha keras, membanting tulang hingga tetes darah penghabisan. Padahal tuntunan agama menjanjikan berbagai kemudahan atau kesuksesan akan datang menghampiri jika dalam ikhtiarnya manusia berhasil bersyukur, menikmati prosesnya, dan menyerahkan seluruh urusan dan kepentingan hanya kepada Tuhan. Inilah kompetensi ikhlas.
Ikhlas sebagai keterampilan atau skill, yang lebih bercirikan ‘silent operation’ dari pikiran dan perasaan yang “tak tampak” namun ‘powerful’ itu. Ikhlas yang bukan hanya diucapkan di bibir atau
dipikirkan di kepala, melainkan ‘keterampilan’ untuk menciptakan “peristiwa keikhlasan” di dasar hati yang terdalam; Di tingkat kuantum. Oleh karena hanya dengan kualitas keikhlasan yang benar-benar ‘terasa di hati’ dan ‘terukur secara obyektif’ inilah kita akan mampu mengarungi kehidupan dengan penuh keyakinan. Dengan suatu kepastian sukses yang melampaui rasio pikiran, namun “terdengar” begitu jelas di hati.
Jadi, sebelum Anda tergesa melakukan sesuatu untuk mengubah nasib menuju yang lebih baik, ada baiknya untuk sejenak bertafakur merenungkan apa sebenarnya ‘unsur kuanta dari nasib’ yang ingin Anda ubah itu.
Nasib seseorang mencerminkan karakternya. Sementara karakter orang itu berasal dari semua kebiasaan serta tindakannya. Dan tindakannya berasal dari pikirannya yang bermuara dari ‘perasaan’- nya. Nasib, karakter, kebiasaan, dan tindakan adalah sesuatu “yang tampak”. Sementara pikiran dan perasaan adalah energi kuantum “yang tak tampak”.
Kenyataan umum ini mengatakan: Anda bisa “mengatur perasaan” Anda untuk mengubah nasib Anda. Otomatis!
Di dalam buku terbarunya, The Speed of Trust, Stephen M.R. Covey menuliskan: untuk meraih tujuan hidup pribadi dan bahkan di dunia korporat “tidak ada sesuatu yang bisa melebihi kecepatan
‘trust’.” Sungguh benar! Oleh karena ‘trust’ atau sifat percaya kepada orang lain, berasal dari rasa percaya terhadap diri sendiri, dan Tuhan adalah salah satu unsur utama ikhlas. Sehingga aplikasinya tentu akan mengaktivasi gerakan kekuatan kuantum yang memiliki daya dorong, daya pukul, dan tenaga yang sangat dahsyat, menuju tercapainya tujuan secara cepat.
dipikirkan di kepala, melainkan ‘keterampilan’ untuk menciptakan “peristiwa keikhlasan” di dasar hati yang terdalam; Di tingkat kuantum. Oleh karena hanya dengan kualitas keikhlasan yang benar-benar ‘terasa di hati’ dan ‘terukur secara obyektif’ inilah kita akan mampu mengarungi kehidupan dengan penuh keyakinan. Dengan suatu kepastian sukses yang melampaui rasio pikiran, namun “terdengar” begitu jelas di hati.
Jadi, sebelum Anda tergesa melakukan sesuatu untuk mengubah nasib menuju yang lebih baik, ada baiknya untuk sejenak bertafakur merenungkan apa sebenarnya ‘unsur kuanta dari nasib’ yang ingin Anda ubah itu.
Nasib seseorang mencerminkan karakternya. Sementara karakter orang itu berasal dari semua kebiasaan serta tindakannya. Dan tindakannya berasal dari pikirannya yang bermuara dari ‘perasaan’- nya. Nasib, karakter, kebiasaan, dan tindakan adalah sesuatu “yang tampak”. Sementara pikiran dan perasaan adalah energi kuantum “yang tak tampak”.
Kenyataan umum ini mengatakan: Anda bisa “mengatur perasaan” Anda untuk mengubah nasib Anda. Otomatis!
Di dalam buku terbarunya, The Speed of Trust, Stephen M.R. Covey menuliskan: untuk meraih tujuan hidup pribadi dan bahkan di dunia korporat “tidak ada sesuatu yang bisa melebihi kecepatan
‘trust’.” Sungguh benar! Oleh karena ‘trust’ atau sifat percaya kepada orang lain, berasal dari rasa percaya terhadap diri sendiri, dan Tuhan adalah salah satu unsur utama ikhlas. Sehingga aplikasinya tentu akan mengaktivasi gerakan kekuatan kuantum yang memiliki daya dorong, daya pukul, dan tenaga yang sangat dahsyat, menuju tercapainya tujuan secara cepat.
Nasib------->Karakter------->Kebiasaan------->Tindakan------->Pikiran------->Perasaan
( Tampak/FisikaNewton ) ( Tak Tampak/F.Kuantum )
( Tampak/FisikaNewton ) ( Tak Tampak/F.Kuantum )
Semua “nasib” terbuat dari unsur perasaan.
Jika Anda beruntung, di sekitar Anda ada beberapa orang yang ‘terampil’ menerapkan sikap ikhlas dalam hidupnya. Di mana Anda sering takjub mendengar keajaiban yang mereka alami dalam lingkungan sosial dan keluarganya, keberuntungan yang mereka temukan dalam bisnis, juga dalam berbagai hal lain yang sepertinya tak masuk akal. Tapi semua itu bisa dimengerti, karena begitu kita mengikhlaskan sesuatu, maka kita telah menyerahkan hal itu kepada Yang Mahakuasa sehingga kecerdasan Tuhanlah yang bekerja pada diri kita dengan mekanisme yang sulit dipahami oleh pikiran manusia.
Jika Anda beruntung, di sekitar Anda ada beberapa orang yang ‘terampil’ menerapkan sikap ikhlas dalam hidupnya. Di mana Anda sering takjub mendengar keajaiban yang mereka alami dalam lingkungan sosial dan keluarganya, keberuntungan yang mereka temukan dalam bisnis, juga dalam berbagai hal lain yang sepertinya tak masuk akal. Tapi semua itu bisa dimengerti, karena begitu kita mengikhlaskan sesuatu, maka kita telah menyerahkan hal itu kepada Yang Mahakuasa sehingga kecerdasan Tuhanlah yang bekerja pada diri kita dengan mekanisme yang sulit dipahami oleh pikiran manusia.
Arti Quantum Ikhlas
Ketika manusia benar-benar ikhlas, saat itulah doa atau niatnya “berjabat tangan” melakukan kolaborasi dengan energi quanta. Sehingga, melalui mekanisme kuantum yang tak terlihat, kekuatan Tuhanlah yang sebenarnya sedang bekerja. Jika sudah demikian, siapakah yang mampu menghalangi-Nya?
Ketika manusia benar-benar ikhlas, saat itulah doa atau niatnya “berjabat tangan” melakukan kolaborasi dengan energi quanta. Sehingga, melalui mekanisme kuantum yang tak terlihat, kekuatan Tuhanlah yang sebenarnya sedang bekerja. Jika sudah demikian, siapakah yang mampu menghalangi-Nya?
Itulah Arti Sebenarnya dari Quantum Ikhlas.
Seperti diriwayatkan oleh Imam Ja’far dalam kitab Al Bihar:”Apabila seorang hamba berkata, “Tiada daya dan kekuatan kecuali dengan Allah”, maka Allah menjawab,’Hai para malaikat-Ku, hanba-Ku telah berpasrah diri, maka bantulah dia, tolonglah dia, dan sampaikan (penuhi) hajatnya.”
Masih perlukah kita ‘ngotot’ untuk meraih sukses dan kebahagiaan?
Masih perlukah kita ‘ngotot’ untuk meraih sukses dan kebahagiaan?
(sumber: Quantum Ikhlas – Erbe Sentanu).
semesta- Jumlah posting : 54
Points : 96
Reputation : 0
Join date : 29.06.09
:: Lain Lain :: Diskusi Umum
Halaman 1 dari 1
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik
|
|
Tue May 15, 2012 12:26 pm by henry_gautama
» KUNDALINI SHAKTI part 3
Sun Mar 25, 2012 4:42 pm by henry_gautama
» KUNDALINI SHAKTI part 2.
Sun Mar 25, 2012 4:39 pm by henry_gautama
» Kundalini Part 1 By TRIMURTI YOGA KUNDALINI
Sat Mar 24, 2012 9:24 pm by henry_gautama
» Kundalini-not Only in Hinduism
Sat Mar 24, 2012 8:52 pm by henry_gautama
» Pandangan Tantrayana ttg Pembangkitan Kundalini:
Fri Mar 23, 2012 9:52 pm by henry_gautama
» Beasiswa S1
Tue Mar 20, 2012 4:39 pm by henry_gautama
» Lowongan MANAGER OPERASIONAL
Tue Mar 20, 2012 4:37 pm by henry_gautama
» Mengenal lebih dekat Kundalini
Tue Mar 20, 2012 3:16 pm by henry_gautama