Hari ini, pagi-pagi container sudah parkir didepan kantor. Jika container akan dibongkar maka mau tidak mau harus memesan forklift. Mengingat beratnya mesin-mesin yang berada didalam container.

Container yang dapat keluar dan sampai kegudang adalah yang sudah melalui proses pemeriksaan bea cukai, dan alhasil setelah dibuka ada beberapa peti mesin yang sudah tidak utuh, dan posisinya berubah.

Hal-hal demikian membuat kami sedikit kesulitan dalam mengeluarkan serta menurunkan mesin-mesin tersebut. Dengan panasnya cuaca, karena terik matahari membuat saya meminta ijin untuk duduk disamping pa sopir forklift. Disatu sisi karena agar saya terlindungi dari teriknya sinar matahari, disisi lain saya dapat pelajaran.

Saya baru menyadari bahwa ketika kita memposisikan diri sebagai sopir forklift alangkah berat beban yang berada dipundak. Isi dari semua barang-barang dalam container adalah baru entah berapa ratus juta nilainya. Sipemilik mesin pasti tidak ingin barang-barangnya rusak atau hancur karena jatuh dari container ketika diturunkan.

Oleh sebab itu pengalaman, pengetahuan, ketelitian, tanggung jawab, rasa kebersamaan, kesabaran semua menjadi satu tertuang disana.

Sama seperti ketika seorang murid "turun gunung", begitu banyak pelajaran yang didapat dari seorang guru. Dilapanganlah tempat seorang murid melakukan praktek, dilapanganlah seorang murid benar-benar diuji.

Meditasi, sila, pemberdayaan diri yang dilakukan ketika masih belajar sangat jauh berbeda dibanding ketika kita benar-benar terjun dalam "lapangan".

Sama seperti ketika kita akan membuat masakan, ada begitu banyak macam bumbu, namun apakah semua bumbu sama digunakan dalam setiap masakan?? apakah setiap takaran akan sama pada setiap masakan??? disinilah kita diuji untuk dapat lebih bijaksana mengambil sebuah keputusan, mengaduk, mencampur dan menyatukan serta meleburkan semua bumbu-bumbu apa saja yang "dibutuhkan", atau yang perlu untuk "disingkirkan" dahulu.

Inilah perjalanan hidup yang sesungguhnya, dibutuhkan suatu kebijaksanaan dalam setiap langkah kaki.

_/\_
Che Na
20 Agustus 2009