Pencarian
Latest topics
Connect Facebook
Samudera Hati (TYK)
Statistics
Total 69 user terdaftarUser terdaftar terakhir adalah Pras
Total 428 kiriman artikel dari user in 160 subjects
Rambutku oh.. Rambutku
Halaman 1 dari 1
Rambutku oh.. Rambutku
Kemarin sore karena sudah lama aku ingin menggunting rambut, akhirnya akupun menggunting rambutku. Rambut yang mungkin untuk seorang wanita itu sudah cukup pendek, tetapi untukku rambut itu sudah terlalu panjang.
Namun setelah selesai menggunting rambut, hasil yang didapatkan diluar dugaan, guntingannya terlalu pendek nyaris cepak (pendek sekali). AKu kecewa, sedih, sebel dll.
Penderitaan yang kualami tersebut didasari oleh rasa takutku jika bertemu dengan seseorang, seseorang yang selama ini ku kenal. Aku takut dia akan mempunyai persepsi bahwa aku tomboy bukan seperti wanita-wanita lainnya. Ketakutan itulah yang menghantuiku.
Namun sore itu selesai aku membersihkan tubuhku dari potongan rambut-rambut, aku chat dengannya. Aku bercerita apa yang baru saja aku alami (tidak menceritakan bahwa yang ditakutkan olehku itu adalah dia). Namun ternyata tanggapan atas ceritaku itu dia sangat positif sekali. Dia mengatakan jangan bersedih, toh yang rambut pendek banyak dan mereka pantas-pantas saja, enjoy saja. Kalaupun ingin panjang 1-3 minggu lagi pasti terlihat ok, begitulah perkataannya.
Kata-katanya sangat menyejukkan sekaligus membuatku tersadar.
Dulu tahun 2006 lalu rambutku pernah sangat pendek sekali bahkan lebih pendek dari yang sekarang, dulu aku sangat enjoy dan menikmatinya. Ketika kusadari semua berawal dari rasa takut yang menghantui.
Dan ketika bercermin akupun sadar bahwa "objek itu netral", dulu rambut pendek aku "damai", sekarang rambut pendek kenapa aku "gelisah".
Jadi yang kudapatkan adalah bahwa yang sebenarnya yang membuat suatu objek itu "berwarna" adalah karena persepsi kita tentang objek tersebut, sedangkan objek tersebut tetap netral.
Setelah melihat diriku seutuhnya, akupun berpikir bahwa jika demikian dirikupun adalah "objek". Persepsi orang-orang lah yang pada akhirnya sampai kepada yang melihat tersebut "menjadi berwarna".
Sama seperti air putih, begitu pula diri kita semua (objek) akan selamanya menjadi air putih yang netral. Akan menjadi kopi, teh manis, susu, dll itu semua tergantung si "pembuat".
Air putih tetaplah air putih.
Jadi marilah kita semua tetap menjadi air putih (netral). Tidak terpengaruh oleh celaan ataupun pujian. Itulah Batin yang tenang.
_/\_
Che Na
03 Agustus 2009
Namun setelah selesai menggunting rambut, hasil yang didapatkan diluar dugaan, guntingannya terlalu pendek nyaris cepak (pendek sekali). AKu kecewa, sedih, sebel dll.
Penderitaan yang kualami tersebut didasari oleh rasa takutku jika bertemu dengan seseorang, seseorang yang selama ini ku kenal. Aku takut dia akan mempunyai persepsi bahwa aku tomboy bukan seperti wanita-wanita lainnya. Ketakutan itulah yang menghantuiku.
Namun sore itu selesai aku membersihkan tubuhku dari potongan rambut-rambut, aku chat dengannya. Aku bercerita apa yang baru saja aku alami (tidak menceritakan bahwa yang ditakutkan olehku itu adalah dia). Namun ternyata tanggapan atas ceritaku itu dia sangat positif sekali. Dia mengatakan jangan bersedih, toh yang rambut pendek banyak dan mereka pantas-pantas saja, enjoy saja. Kalaupun ingin panjang 1-3 minggu lagi pasti terlihat ok, begitulah perkataannya.
Kata-katanya sangat menyejukkan sekaligus membuatku tersadar.
Dulu tahun 2006 lalu rambutku pernah sangat pendek sekali bahkan lebih pendek dari yang sekarang, dulu aku sangat enjoy dan menikmatinya. Ketika kusadari semua berawal dari rasa takut yang menghantui.
Dan ketika bercermin akupun sadar bahwa "objek itu netral", dulu rambut pendek aku "damai", sekarang rambut pendek kenapa aku "gelisah".
Jadi yang kudapatkan adalah bahwa yang sebenarnya yang membuat suatu objek itu "berwarna" adalah karena persepsi kita tentang objek tersebut, sedangkan objek tersebut tetap netral.
Setelah melihat diriku seutuhnya, akupun berpikir bahwa jika demikian dirikupun adalah "objek". Persepsi orang-orang lah yang pada akhirnya sampai kepada yang melihat tersebut "menjadi berwarna".
Sama seperti air putih, begitu pula diri kita semua (objek) akan selamanya menjadi air putih yang netral. Akan menjadi kopi, teh manis, susu, dll itu semua tergantung si "pembuat".
Air putih tetaplah air putih.
Jadi marilah kita semua tetap menjadi air putih (netral). Tidak terpengaruh oleh celaan ataupun pujian. Itulah Batin yang tenang.
_/\_
Che Na
03 Agustus 2009
Che Na- Jumlah posting : 94
Points : 186
Reputation : 3
Join date : 29.06.09
Halaman 1 dari 1
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik
Tue May 15, 2012 12:26 pm by henry_gautama
» KUNDALINI SHAKTI part 3
Sun Mar 25, 2012 4:42 pm by henry_gautama
» KUNDALINI SHAKTI part 2.
Sun Mar 25, 2012 4:39 pm by henry_gautama
» Kundalini Part 1 By TRIMURTI YOGA KUNDALINI
Sat Mar 24, 2012 9:24 pm by henry_gautama
» Kundalini-not Only in Hinduism
Sat Mar 24, 2012 8:52 pm by henry_gautama
» Pandangan Tantrayana ttg Pembangkitan Kundalini:
Fri Mar 23, 2012 9:52 pm by henry_gautama
» Beasiswa S1
Tue Mar 20, 2012 4:39 pm by henry_gautama
» Lowongan MANAGER OPERASIONAL
Tue Mar 20, 2012 4:37 pm by henry_gautama
» Mengenal lebih dekat Kundalini
Tue Mar 20, 2012 3:16 pm by henry_gautama