Pencarian
Similar topics
Latest topics
Connect Facebook
Samudera Hati (TYK)
Statistics
Total 69 user terdaftarUser terdaftar terakhir adalah Pras
Total 428 kiriman artikel dari user in 160 subjects
:: Pernyataan Dari Urapan ::
2 posters
:: Konseling :: Spiritual Healing
Halaman 1 dari 1
:: Pernyataan Dari Urapan ::
Berkatalah Elisa: “Demi Tuhan semesta alam yang hidup, yang dihadapanNya aku menjadi pelayan: jika tidak karena Yosafat, raja Yehuda, maka sesungguhnya aku ini tidak akan memandang dan melihat kepadamu. Maka sekarang, jemputlah bagiku seorang pemetik kecapi.” Pada waktu pemetik kecapi itu bermain kecapi, maka kekuasaan Tuhan meliputi dia.” (2 Raj 3:14,15)
Latar belakang dari cerita ini adalah sebuah peperangan. Raja Israel, raja Yehuda dan raja Edom sedang berperang melawan raja Moab. Mereka sampai ke suatu tempat di mana tidak lagi ada air bagi mereka dan binatang-binatang mereka. Nampaknya mereka sudah akan mati di padang gurun itu.
Yosafat, raja Yehuda itu tiba-tiba teringat akan nabi Elisa. Elisa lalu dipanggil, dan Elisa menjelaskan bahwa ia sebenarnya tidak ingin datang jikalau raja Israel yang memanggil dia karena raja itu adalah penyembah berhala. Rupanya, kehadiran orang-orang tertentu dapat menghambat pengurapan Allah untuk bekerja.
Inilah gambaran yang kita lihat; Elisa dipanggil dan diurapi Allah dalam jawatan nabi, dan sekarang ada permintaan-permintaan yang diajukan kepada nabi itu untuk melaksanakan tugasnya. Pada saat ini, banyak hamba Tuhan yang menggunakan talenta dan intelektual atau kepintarannya untuk menggantikan apa yang hanya dapat dilakukan oleh urapan. Tetapi bukan Elisa! Ia mengetahui cara bagaimana untuk mengundang urapan itu. Elisa tahu bagaimana cara untuk mengalirkan urapan itu sehingga tetap dapat menduduki jawatan nabi.
Pengurapan dapat Dirasakan dengan Pancaindera Kita
Hal yang paling luar biasa dalam hal tadi itu adalah Elisa dapat mengetahui bahwa tidak ada urapan ditempat itu. Jika ia mengetahui bahwa tidak ada urapan disitu, maka ia pun tentu tahu ketika urapan ada disitu. Bagaimana ia dapat mengetahuinya? Dengan mengetahui ‘kenyataan’ urapan itu.
Kata ‘nyata’ berarti sesuatu dapat dirasakan oleh pancaindera. Jika urapan itu dapat dirasakan oleh pancaindera, maka urapan dapat ‘diketahuinya’. Ini bukanhanya suatu perasaan natural (jasmani) tetapi suatu perasaan supranatural (ilahi) yang dirasakan dan dinyatakan di atas tubuh jasmani Elisa. Ia sudah begitu terlatih untuk membedakan perasaan-perasaan natural dengan pernyataan (manifestasi) urapan sehingga ketika urapan itu tidak dimanifestasikan, ia sekaligus mengetahuinya!
Yesus dalam perjalananNya ke rumah Yairus ‘mengetahui’ dan ‘merasakan’ urapan meninggalkan tubuh jasmaniNya ketika perempuan yang sakit pendarahan itu menyentuh jubahNya (Mrk 5:30). Perempuan itu merasakan pada tubuhnya bahwa ia telah sembuh (Mrk 5:29).
Pengurapan itu nyata! Seringkali saya berdiri dihadapan jemaat yang besar dan merasakan bahwa tidak ada urapan di situ untuk saya dapat melayani. Saya akan berdoa atau memimpin penyembahan sampai urapan itu datang dan baru saya melayani. Tanpa urapan tidak ada kuasa dan pelayanan itu akan menjadi kata-kata yang kosong belaka.
Paulus mengatakan bahwa perkataannya dan pemberitaannya tidak disampaikan dengan kata-kata hikmat manusia yang meyakinkan, tetapi ‘melalui demostrasi Roh dan Kuasa’ (1 Kor 2:4).
Kita tidak dipanggil Allah untuk memberikan pidato yang indah. Tetapi kita dipanggil Allah untuk mematahkan belenggu-belenggu iblis yang ada pada kehidupan orang-orang dan menghancurkan pekerjaan-pekerjaan iblis seperti apa yang Tuhan Yesus telah lakukan (1 Yoh 3:. Dan ini hanya dapat dilakukan dengan urapan. Hanya urapan yang dapat mematahkan kuk (Yes 10:27).
Kita Harus Belajar Merasakan Urapan Itu
Pengurapan itu nyata! Pengurapan itu dapat dirasakan! Kita harus belajar bagaimana rasanya pengurapan itu berada di atas kita. Secara alamiah, kita dapat merasakan perbedaan di dalam air dan di dalam udara. Kita harus menyadari bahwa ada perbedaan rasa yang nyata berada di bawah urapan mulai saat urapan itu tidak ada di dalam manifestasi (pernyataan).
Elisa mengetahui bagaimana rasanya bila urapan itu ‘tidak ada’. Ia pun mengetahui bagaimana rasanya bila urapan itu ‘ada’ di atasnya. Ketika ia diminta untuk melaksanakan tugasnya sebagai nabi ia mengetahui bahwa ia tidak mempunyai urapan di atasnya. Apa yang ia lakukan? Menyerah? Tidak! Ia pun mengetahui bagaimana mengalirkan urapan itu. Haleluya! Elisa memanggil seorang pemain musik. Ketika pemain musik itu bermain ia duduk dan mendengarkannya. Kita tidak mengetahui berapa lamanya itu terjadi, tetapi Alkitab mengatakan ‘pada waktu pemetik kecapi itu bermain kecapi’. Ada sesuatu yang terjadi. Roh Allah datang meliputi Elisa dan ia mengetahui bahwa urapan ada di atasnya!
Ketika urapan itu ada di atasnya, ia berbicara dan di situ ada kuasa. Ia berbicara dan di situ ada mukjijat persediaan. Firman Allah yang diucapkan manusia yang berada dalam urapan Allah membawa kuasa mencipta yang sama seperti diucapkan oleh Allah sendiri.
Pada hari itu, ketiga raja itu melihat pelepasan yang dahsyat. Semua itu karena ada satu orang yang dipanggil dan mengetahui bagaimana mengalirkan urapan itu bagi jawatannya.
Kita Bertumbuh dalam Merasakan Pengurapan yang Nyata
Sewaktu Allah memanggil, Allah pun mengurapi. Dengan panggilan Allah ‘untuk’ masuk ke dalam pelayanan, urapan itu pun ‘datang untuk’ pelayanan itu. Namun, urapan itu bukan sesuatu yang datang secara otomatis; kita harus bertumbuh di dalamnya dan belajar bergerak di dalamnya.
Elisa tidak menjadi seorang yang mahir dalam urapan dengan seketika. Ia telah memperhatikan Elia selama sepuluh tahun lamanya (1 Raj 19 s.d 2 Raj 1). Ia mengerjakan tugas-tugas yang kecil seperti menuangkan air bagi majikannya Elia pada waktu itu (2 Raj 3:11). Ia semakin hari semakin haus akan urapan.
Perhatikan bahwa ia telah dipanggil Allah untuk menjadi seorang nabi (1 Raj 19:16). Jangan sekali-kali saudar mencoba untuk melakukan sesuatu yang tidak sesuai dengan panggilan Allah. Salah satu hukum atau prinsip urapan adalah mengetahui batas-batas tingkatan dan jenis urapan yang Allah sudah tentukan, dan janganlah saudara melangkah di luar dari batas wilayah saudara. Misalnya, jika saudara dipanggil Tuhan sebagai nabi tetapi saudara coba untuk menjadi seorang pengajar, saudara memasuki kehendak Allah yang diijinkan (bukan kehendak Allah yang sempurna).
Elisa Bertumbuh dalam Merasakan Urapan yang Nyata
Elisa dipanggil Allah untuk menjadi seorang nabi namun kira-kira sepuluh tahun ia menunggu waktunya Allah. Ia mendapat kesempatan untuk memperhatikan Elia secara dekat dan mengetahui bahwa pengurapan-lah yang membuat Elia menjadi seorang nabi yang besar. Sebelum Elia diangkat Tuhan, Elisa sudah membuat satu keputusan di dalam dirinya bahwa ia ingin mendapatkan urapan itu. Sebanyak empat kali ia diuji.
Ketika Elia menanyakan apa yang ia kehendaki, Elisa tidak perlu membuang waktu satu atau dua hari untuk memikirkan pertanyaan itu. Dua porsi (takaran) pengurapan Elia adalah sasaran permintaannya.
Sewaktu kereta berapi dengan kuda berapi datang untuk menjemput Elia, Elisa melihat dan berseru kepadanya. Elia menjatuhkan jubahnya – satu simbul pengurapan – lalu Elisa memungut jubah itu dan memakainya (2 Raj 2:13).
Sekarang perhatikanlah dengan baik di sini, pada saat ini Elisa sudah memiliki dua porsi (takaran) pengurapan di atasnya. Di sinilah pertyama kali dicatat bahwa urapan itu sudah ada di atasnya. Bagaimana perasaan dia pertama kali? Manifestasi pengurapan apakah yang dirasakan di dalam tubuhnya?
Sebenarnya, ia tidak merasakan sesuatu yang supranatural (ilahi) pada pertama kali itu selain jubah jasmani yang ada di atasnya. Bahkan ia tidak jatuh (tumbang) di bawah kuasa pengurapan dua porsi (takaran). Mungkin sebagian orang akan tumbang beberapa hari lamanya di bawah pengurapan seperti itu.
Bagaimana kita dapat mengetahui bahwa ia tidak merasakan sesuatu? Kuncinya terdapat di dalam ayat di bawah ini :
“Ia mengambil jubah Elia yang telah terjatuh itu, dipukulkannya ke atas air itu sambil berseru: ‘Dimana Tuhan, Allah Elia?’ Ia memukul air itu lalu terbagi ke sebelah sini dan ke sebelah sana, maka menyeberanglah Elisa”. (2 Raj 2:14).
Pertanyaan yang Elisa ajukan memberikan suatu petunjuk. Dimanakah Tuhan, Allah Elia? Suatu pertanyaan! Bukan suatu ucapan yang beriman. Ada suatu ketidak-yakinan tentang urapan di atasnya. Disini tidak menunjukkan keyakinan seperti kita melihat di dalam ayat 2 Raj 3.
Tetapi janganlah kita menuduh dia! Sebab itu adalah pertama kalinya ia melakukan di dalam pengurapan. Mungkin kita pun tidak berhasil dalam gerakan kita yang pertama.
Seperti kita semua, Elisa harus belacjar pernyataan urapan. Ia harusc dapact membedakan perasaan-perasaan natural dari perasaan-perasaan urapan yang dinyatakan (dimanifestasikan) di atas tubuhnya secara supranatural. Melewati waktu dan pengalaman, ia belajar untuk membedakan urapan yang berada di atasnya dengan tanpa urapan. Pernyataan pengurapan itu semakin bertambah di dalam kehidupannya.
Tuhan dan Majikan kita Yesus ‘mengetahui melalui pengalaman’ ketika urapan keluar dari Dia (Mrk 5:30).
Pengalaman-Pengalaman yang Berbeda dalam Merasakan Urapan
Urapan itu nyata! Ia dapat dirasakan, diketahui dan dijamah! Setiap orang harus menggunakan banyak waktu untuk bersama dengan Allah untuk belajar dari RohNya. Melalui pelayanan pengurapan, kita pun akan dapat pengalaman urapan yang nyata di atas kehidupan kita. Bagi sebagian orang, pengurapan itu rasanya panas, bagi yang lain seperti listrik mengalir. Ada lagi yang mengatakan bahwa pengurapan itu rasanya geli, dan apa pula yang merasa seperti tangan yang menumpangi bahunya.
Kita seharusnya jangan membatasi diri kita dalam pengalaman-pengalaman orang lain. Sebagaimana kita masing-masing memiliki cap jempol dan nada suara yang berbeda, kita pun mendapatkan perasaan masing-masing yang beraneka-ragam dalam hal merasakan urapan yang nyata itu. Belajarlah dari orang lain sebanyak mungkin namun sadarilah bahwa saudara mempunyai pengalaman pengurapan yang tersendiri. Kita semua mengasihi dan mengenal Tuhan Yesus yang sama, tetapi kita semua tidak mempunyai pengalaman yang sama dengan Dia. Begitu pula, pengurapan yang nyata dialami masing-masing orang dengan pengalaman yang berbeda-beda.
Tentunya, kita mendapacti beberapa kesamaan dalam pengalaman namun kita semua mempunyai kepribadian yang berbeda.
Berikut ini beberapa variasi dan diskripsi bagaimana hamba-hamba Allah dalam Alkitab mengalami urapan:
- Yer 20:9 - maka FirmanNya yang ada di dalam hatiku seperti api yang menyala-nyala.
- Dan 10:11 - … berdirilah aku dengan gemetar.
- Mzm 45:2 - Hatiku meluap dengan kacta-katac indah, acku hendak menyampacikan sajackku kepada raja; lidahku ialah pena seorang juru-tulis yang mahir.
Sebagaimana kita sudah melihat, banyak variasi dalam manifestasi urapan yang nyata. Belajarlah bagaimana urapan itu bekerja melalui saudara. Ini merupakan suatu hal yang sangat penting bahwa saudara dapat sungguh-sungguh mengetahui dan mengenal urapan Allah di atas kehidupan saudara sehingga dapat mengetahui ‘saatnya pengurapan itu berada’ di actas saudara dan ‘saatnya pengurapan itu tidak ada’. Jika pengurapan itu tidak ada, layanilah dengan iman pribadi di dalam Firman Allah yang tertulis. Begitu pula, ketika urapan tidak diwujudkan secara nyata, carilah Kehendak Allah apakah Ia ingin mewujudkan pengurapan itu dalam salah satu jawatan rohani atau jawatan yang saudara duduki. Seandainya jawabanNya positip, belajarlah seperti Elisa, yaitu prinsip-prinsip untuk menurunkan urapan itu.
Ingatlah bahwa kenyataan urapan semakin bertambah sewaktu saudara belajar menyerahkan lebih banyak diri saudara kepada Roh Kudus.
Latar belakang dari cerita ini adalah sebuah peperangan. Raja Israel, raja Yehuda dan raja Edom sedang berperang melawan raja Moab. Mereka sampai ke suatu tempat di mana tidak lagi ada air bagi mereka dan binatang-binatang mereka. Nampaknya mereka sudah akan mati di padang gurun itu.
Yosafat, raja Yehuda itu tiba-tiba teringat akan nabi Elisa. Elisa lalu dipanggil, dan Elisa menjelaskan bahwa ia sebenarnya tidak ingin datang jikalau raja Israel yang memanggil dia karena raja itu adalah penyembah berhala. Rupanya, kehadiran orang-orang tertentu dapat menghambat pengurapan Allah untuk bekerja.
Inilah gambaran yang kita lihat; Elisa dipanggil dan diurapi Allah dalam jawatan nabi, dan sekarang ada permintaan-permintaan yang diajukan kepada nabi itu untuk melaksanakan tugasnya. Pada saat ini, banyak hamba Tuhan yang menggunakan talenta dan intelektual atau kepintarannya untuk menggantikan apa yang hanya dapat dilakukan oleh urapan. Tetapi bukan Elisa! Ia mengetahui cara bagaimana untuk mengundang urapan itu. Elisa tahu bagaimana cara untuk mengalirkan urapan itu sehingga tetap dapat menduduki jawatan nabi.
Pengurapan dapat Dirasakan dengan Pancaindera Kita
Hal yang paling luar biasa dalam hal tadi itu adalah Elisa dapat mengetahui bahwa tidak ada urapan ditempat itu. Jika ia mengetahui bahwa tidak ada urapan disitu, maka ia pun tentu tahu ketika urapan ada disitu. Bagaimana ia dapat mengetahuinya? Dengan mengetahui ‘kenyataan’ urapan itu.
Kata ‘nyata’ berarti sesuatu dapat dirasakan oleh pancaindera. Jika urapan itu dapat dirasakan oleh pancaindera, maka urapan dapat ‘diketahuinya’. Ini bukanhanya suatu perasaan natural (jasmani) tetapi suatu perasaan supranatural (ilahi) yang dirasakan dan dinyatakan di atas tubuh jasmani Elisa. Ia sudah begitu terlatih untuk membedakan perasaan-perasaan natural dengan pernyataan (manifestasi) urapan sehingga ketika urapan itu tidak dimanifestasikan, ia sekaligus mengetahuinya!
Yesus dalam perjalananNya ke rumah Yairus ‘mengetahui’ dan ‘merasakan’ urapan meninggalkan tubuh jasmaniNya ketika perempuan yang sakit pendarahan itu menyentuh jubahNya (Mrk 5:30). Perempuan itu merasakan pada tubuhnya bahwa ia telah sembuh (Mrk 5:29).
Pengurapan itu nyata! Seringkali saya berdiri dihadapan jemaat yang besar dan merasakan bahwa tidak ada urapan di situ untuk saya dapat melayani. Saya akan berdoa atau memimpin penyembahan sampai urapan itu datang dan baru saya melayani. Tanpa urapan tidak ada kuasa dan pelayanan itu akan menjadi kata-kata yang kosong belaka.
Paulus mengatakan bahwa perkataannya dan pemberitaannya tidak disampaikan dengan kata-kata hikmat manusia yang meyakinkan, tetapi ‘melalui demostrasi Roh dan Kuasa’ (1 Kor 2:4).
Kita tidak dipanggil Allah untuk memberikan pidato yang indah. Tetapi kita dipanggil Allah untuk mematahkan belenggu-belenggu iblis yang ada pada kehidupan orang-orang dan menghancurkan pekerjaan-pekerjaan iblis seperti apa yang Tuhan Yesus telah lakukan (1 Yoh 3:. Dan ini hanya dapat dilakukan dengan urapan. Hanya urapan yang dapat mematahkan kuk (Yes 10:27).
Kita Harus Belajar Merasakan Urapan Itu
Pengurapan itu nyata! Pengurapan itu dapat dirasakan! Kita harus belajar bagaimana rasanya pengurapan itu berada di atas kita. Secara alamiah, kita dapat merasakan perbedaan di dalam air dan di dalam udara. Kita harus menyadari bahwa ada perbedaan rasa yang nyata berada di bawah urapan mulai saat urapan itu tidak ada di dalam manifestasi (pernyataan).
Elisa mengetahui bagaimana rasanya bila urapan itu ‘tidak ada’. Ia pun mengetahui bagaimana rasanya bila urapan itu ‘ada’ di atasnya. Ketika ia diminta untuk melaksanakan tugasnya sebagai nabi ia mengetahui bahwa ia tidak mempunyai urapan di atasnya. Apa yang ia lakukan? Menyerah? Tidak! Ia pun mengetahui bagaimana mengalirkan urapan itu. Haleluya! Elisa memanggil seorang pemain musik. Ketika pemain musik itu bermain ia duduk dan mendengarkannya. Kita tidak mengetahui berapa lamanya itu terjadi, tetapi Alkitab mengatakan ‘pada waktu pemetik kecapi itu bermain kecapi’. Ada sesuatu yang terjadi. Roh Allah datang meliputi Elisa dan ia mengetahui bahwa urapan ada di atasnya!
Ketika urapan itu ada di atasnya, ia berbicara dan di situ ada kuasa. Ia berbicara dan di situ ada mukjijat persediaan. Firman Allah yang diucapkan manusia yang berada dalam urapan Allah membawa kuasa mencipta yang sama seperti diucapkan oleh Allah sendiri.
Pada hari itu, ketiga raja itu melihat pelepasan yang dahsyat. Semua itu karena ada satu orang yang dipanggil dan mengetahui bagaimana mengalirkan urapan itu bagi jawatannya.
Kita Bertumbuh dalam Merasakan Pengurapan yang Nyata
Sewaktu Allah memanggil, Allah pun mengurapi. Dengan panggilan Allah ‘untuk’ masuk ke dalam pelayanan, urapan itu pun ‘datang untuk’ pelayanan itu. Namun, urapan itu bukan sesuatu yang datang secara otomatis; kita harus bertumbuh di dalamnya dan belajar bergerak di dalamnya.
Elisa tidak menjadi seorang yang mahir dalam urapan dengan seketika. Ia telah memperhatikan Elia selama sepuluh tahun lamanya (1 Raj 19 s.d 2 Raj 1). Ia mengerjakan tugas-tugas yang kecil seperti menuangkan air bagi majikannya Elia pada waktu itu (2 Raj 3:11). Ia semakin hari semakin haus akan urapan.
Perhatikan bahwa ia telah dipanggil Allah untuk menjadi seorang nabi (1 Raj 19:16). Jangan sekali-kali saudar mencoba untuk melakukan sesuatu yang tidak sesuai dengan panggilan Allah. Salah satu hukum atau prinsip urapan adalah mengetahui batas-batas tingkatan dan jenis urapan yang Allah sudah tentukan, dan janganlah saudara melangkah di luar dari batas wilayah saudara. Misalnya, jika saudara dipanggil Tuhan sebagai nabi tetapi saudara coba untuk menjadi seorang pengajar, saudara memasuki kehendak Allah yang diijinkan (bukan kehendak Allah yang sempurna).
Elisa Bertumbuh dalam Merasakan Urapan yang Nyata
Elisa dipanggil Allah untuk menjadi seorang nabi namun kira-kira sepuluh tahun ia menunggu waktunya Allah. Ia mendapat kesempatan untuk memperhatikan Elia secara dekat dan mengetahui bahwa pengurapan-lah yang membuat Elia menjadi seorang nabi yang besar. Sebelum Elia diangkat Tuhan, Elisa sudah membuat satu keputusan di dalam dirinya bahwa ia ingin mendapatkan urapan itu. Sebanyak empat kali ia diuji.
Ketika Elia menanyakan apa yang ia kehendaki, Elisa tidak perlu membuang waktu satu atau dua hari untuk memikirkan pertanyaan itu. Dua porsi (takaran) pengurapan Elia adalah sasaran permintaannya.
Sewaktu kereta berapi dengan kuda berapi datang untuk menjemput Elia, Elisa melihat dan berseru kepadanya. Elia menjatuhkan jubahnya – satu simbul pengurapan – lalu Elisa memungut jubah itu dan memakainya (2 Raj 2:13).
Sekarang perhatikanlah dengan baik di sini, pada saat ini Elisa sudah memiliki dua porsi (takaran) pengurapan di atasnya. Di sinilah pertyama kali dicatat bahwa urapan itu sudah ada di atasnya. Bagaimana perasaan dia pertama kali? Manifestasi pengurapan apakah yang dirasakan di dalam tubuhnya?
Sebenarnya, ia tidak merasakan sesuatu yang supranatural (ilahi) pada pertama kali itu selain jubah jasmani yang ada di atasnya. Bahkan ia tidak jatuh (tumbang) di bawah kuasa pengurapan dua porsi (takaran). Mungkin sebagian orang akan tumbang beberapa hari lamanya di bawah pengurapan seperti itu.
Bagaimana kita dapat mengetahui bahwa ia tidak merasakan sesuatu? Kuncinya terdapat di dalam ayat di bawah ini :
“Ia mengambil jubah Elia yang telah terjatuh itu, dipukulkannya ke atas air itu sambil berseru: ‘Dimana Tuhan, Allah Elia?’ Ia memukul air itu lalu terbagi ke sebelah sini dan ke sebelah sana, maka menyeberanglah Elisa”. (2 Raj 2:14).
Pertanyaan yang Elisa ajukan memberikan suatu petunjuk. Dimanakah Tuhan, Allah Elia? Suatu pertanyaan! Bukan suatu ucapan yang beriman. Ada suatu ketidak-yakinan tentang urapan di atasnya. Disini tidak menunjukkan keyakinan seperti kita melihat di dalam ayat 2 Raj 3.
Tetapi janganlah kita menuduh dia! Sebab itu adalah pertama kalinya ia melakukan di dalam pengurapan. Mungkin kita pun tidak berhasil dalam gerakan kita yang pertama.
Seperti kita semua, Elisa harus belacjar pernyataan urapan. Ia harusc dapact membedakan perasaan-perasaan natural dari perasaan-perasaan urapan yang dinyatakan (dimanifestasikan) di atas tubuhnya secara supranatural. Melewati waktu dan pengalaman, ia belajar untuk membedakan urapan yang berada di atasnya dengan tanpa urapan. Pernyataan pengurapan itu semakin bertambah di dalam kehidupannya.
Tuhan dan Majikan kita Yesus ‘mengetahui melalui pengalaman’ ketika urapan keluar dari Dia (Mrk 5:30).
Pengalaman-Pengalaman yang Berbeda dalam Merasakan Urapan
Urapan itu nyata! Ia dapat dirasakan, diketahui dan dijamah! Setiap orang harus menggunakan banyak waktu untuk bersama dengan Allah untuk belajar dari RohNya. Melalui pelayanan pengurapan, kita pun akan dapat pengalaman urapan yang nyata di atas kehidupan kita. Bagi sebagian orang, pengurapan itu rasanya panas, bagi yang lain seperti listrik mengalir. Ada lagi yang mengatakan bahwa pengurapan itu rasanya geli, dan apa pula yang merasa seperti tangan yang menumpangi bahunya.
Kita seharusnya jangan membatasi diri kita dalam pengalaman-pengalaman orang lain. Sebagaimana kita masing-masing memiliki cap jempol dan nada suara yang berbeda, kita pun mendapatkan perasaan masing-masing yang beraneka-ragam dalam hal merasakan urapan yang nyata itu. Belajarlah dari orang lain sebanyak mungkin namun sadarilah bahwa saudara mempunyai pengalaman pengurapan yang tersendiri. Kita semua mengasihi dan mengenal Tuhan Yesus yang sama, tetapi kita semua tidak mempunyai pengalaman yang sama dengan Dia. Begitu pula, pengurapan yang nyata dialami masing-masing orang dengan pengalaman yang berbeda-beda.
Tentunya, kita mendapacti beberapa kesamaan dalam pengalaman namun kita semua mempunyai kepribadian yang berbeda.
Berikut ini beberapa variasi dan diskripsi bagaimana hamba-hamba Allah dalam Alkitab mengalami urapan:
- Yeremia
- Yer 20:9 - maka FirmanNya yang ada di dalam hatiku seperti api yang menyala-nyala.
- Daniel
- Dan 10:11 - … berdirilah aku dengan gemetar.
- Daud
- Mzm 45:2 - Hatiku meluap dengan kacta-katac indah, acku hendak menyampacikan sajackku kepada raja; lidahku ialah pena seorang juru-tulis yang mahir.
- Yehezkiel
- Saul
- Samuel
- Dua murid Tuhan
- Paulus
Sebagaimana kita sudah melihat, banyak variasi dalam manifestasi urapan yang nyata. Belajarlah bagaimana urapan itu bekerja melalui saudara. Ini merupakan suatu hal yang sangat penting bahwa saudara dapat sungguh-sungguh mengetahui dan mengenal urapan Allah di atas kehidupan saudara sehingga dapat mengetahui ‘saatnya pengurapan itu berada’ di actas saudara dan ‘saatnya pengurapan itu tidak ada’. Jika pengurapan itu tidak ada, layanilah dengan iman pribadi di dalam Firman Allah yang tertulis. Begitu pula, ketika urapan tidak diwujudkan secara nyata, carilah Kehendak Allah apakah Ia ingin mewujudkan pengurapan itu dalam salah satu jawatan rohani atau jawatan yang saudara duduki. Seandainya jawabanNya positip, belajarlah seperti Elisa, yaitu prinsip-prinsip untuk menurunkan urapan itu.
Ingatlah bahwa kenyataan urapan semakin bertambah sewaktu saudara belajar menyerahkan lebih banyak diri saudara kepada Roh Kudus.
semesta- Jumlah posting : 54
Points : 96
Reputation : 0
Join date : 29.06.09
Re: :: Pernyataan Dari Urapan ::
Bung Semesta,
apakah yang dimaksud dengan urapan itu suatu legalisasi dari 'atas'?
apakah yang dimaksud dengan urapan itu suatu legalisasi dari 'atas'?
oot30- Jumlah posting : 103
Points : 104
Reputation : 0
Join date : 19.08.09
Re: :: Pernyataan Dari Urapan ::
Selamat Pagi,
Menurut hemat saya, apa bila seseorang mengalami pengurapan, kata "legalisasi" sudah tidak ada lagi.
Semoga berkenan.
Menurut hemat saya, apa bila seseorang mengalami pengurapan, kata "legalisasi" sudah tidak ada lagi.
Semoga berkenan.
semesta- Jumlah posting : 54
Points : 96
Reputation : 0
Join date : 29.06.09
:: Konseling :: Spiritual Healing
Halaman 1 dari 1
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik
Tue May 15, 2012 12:26 pm by henry_gautama
» KUNDALINI SHAKTI part 3
Sun Mar 25, 2012 4:42 pm by henry_gautama
» KUNDALINI SHAKTI part 2.
Sun Mar 25, 2012 4:39 pm by henry_gautama
» Kundalini Part 1 By TRIMURTI YOGA KUNDALINI
Sat Mar 24, 2012 9:24 pm by henry_gautama
» Kundalini-not Only in Hinduism
Sat Mar 24, 2012 8:52 pm by henry_gautama
» Pandangan Tantrayana ttg Pembangkitan Kundalini:
Fri Mar 23, 2012 9:52 pm by henry_gautama
» Beasiswa S1
Tue Mar 20, 2012 4:39 pm by henry_gautama
» Lowongan MANAGER OPERASIONAL
Tue Mar 20, 2012 4:37 pm by henry_gautama
» Mengenal lebih dekat Kundalini
Tue Mar 20, 2012 3:16 pm by henry_gautama