Pencarian
Latest topics
Connect Facebook
Samudera Hati (TYK)
Statistics
Total 69 user terdaftarUser terdaftar terakhir adalah Pras
Total 428 kiriman artikel dari user in 160 subjects
Keseimbangan
Halaman 1 dari 1
Keseimbangan
Salam sejahtera,
Saya baru saja menyadari suatu arti keseimbangan yang baru.
Keseimbangan sering kali dilukiskan dengan di "tengah-tengah" atau "sama" atau sebagainya. Terkadang hal itu memang benar. Tetapi, bagi saya, keseimbangan itu tidak seperti matematika yang jawabnya akan sama. Keseimbangan bagi saya adalah secukupnya. Suatu hari ketika saya berada di kamar mandi, saya agak "melamun" ketika mendengarkan dan melihat penuhnya ir bak yang sedang di isi. Ketika itu, saya bingung bahwa air bila di tengah mungkin bisa di sebut seimbang karena isinya setengah dan airnya berada di tengah. Tetapi ketika itu, saya muncul intuisi bahwa hal itu bukanlah "seimbang". Keseimbangan adalah ketika air itu penuh. Karena sesuai kebutuhan.
ada lagi cerita lain yang mengubah kembali pandangan lain tentang keseimbangan.
menrut saya ketika itu, orang yang tak terlalu kaya dan tak terlalu miskin adalah orang yang seimbang. Hal ini juga menjadi pandangan pada umumnya. Tetapi, ketika itu saya memperoleh sebuah intuisi. Saya akan menggambarkannya seperti ketika kita menghadapi ulangan atau ujian pada suatu saat tertentu. Misalnya ujian yang diberikan kita rasa susah. Tetapi bila orang sudah belajar, ia akan menganggapnya gampang. Begitu juga dengan suatu kekayaan atau kemiskinan atau kelebihan dan kekurangan, kepintaran dan lainnya. "Seimbang" adalah ketika kita sudah siap dan mampu menerima sesuatu sebagai bagian dari diri kita. Bila kita diaanggap "siap" oleh "alam" untuk memperoleh kekayaan yang besar atau kepintaran yang besar, maka ketika itu juga bisa disebut seimbang karena dirinya sudah siap menerimanya.
Jadi "keseimbangan" terkadang bukan masalah "ditengah-tengah" atau sama rata saja. Tetapi juga soal rasa pada akhirnya. Bukan timbang-timbangan seperti yang kita sering kali lakukan dengan logika kita ketika kita melihat persoalan mana yang salah dan mana yang benar. Tetapi juga kita bisa menerima keadaan dan menerima kesalahan orang lain bila menurut kitapun orang itu tidak salah tetapi menyalahkan kita. Terkadang bukan yang salah yang harus dihukum saja, tetapi ketika yang salah bisa kita terima keasalahnnya dan bisa kita maafkan, itu juga merupakan salah satu bentuk dan hasil keseimbangan batin kita sendiri.
Demikian pengalaman dari saya.
maaf bila ada salah-salah kata.Thx
Aris
Saya baru saja menyadari suatu arti keseimbangan yang baru.
Keseimbangan sering kali dilukiskan dengan di "tengah-tengah" atau "sama" atau sebagainya. Terkadang hal itu memang benar. Tetapi, bagi saya, keseimbangan itu tidak seperti matematika yang jawabnya akan sama. Keseimbangan bagi saya adalah secukupnya. Suatu hari ketika saya berada di kamar mandi, saya agak "melamun" ketika mendengarkan dan melihat penuhnya ir bak yang sedang di isi. Ketika itu, saya bingung bahwa air bila di tengah mungkin bisa di sebut seimbang karena isinya setengah dan airnya berada di tengah. Tetapi ketika itu, saya muncul intuisi bahwa hal itu bukanlah "seimbang". Keseimbangan adalah ketika air itu penuh. Karena sesuai kebutuhan.
ada lagi cerita lain yang mengubah kembali pandangan lain tentang keseimbangan.
menrut saya ketika itu, orang yang tak terlalu kaya dan tak terlalu miskin adalah orang yang seimbang. Hal ini juga menjadi pandangan pada umumnya. Tetapi, ketika itu saya memperoleh sebuah intuisi. Saya akan menggambarkannya seperti ketika kita menghadapi ulangan atau ujian pada suatu saat tertentu. Misalnya ujian yang diberikan kita rasa susah. Tetapi bila orang sudah belajar, ia akan menganggapnya gampang. Begitu juga dengan suatu kekayaan atau kemiskinan atau kelebihan dan kekurangan, kepintaran dan lainnya. "Seimbang" adalah ketika kita sudah siap dan mampu menerima sesuatu sebagai bagian dari diri kita. Bila kita diaanggap "siap" oleh "alam" untuk memperoleh kekayaan yang besar atau kepintaran yang besar, maka ketika itu juga bisa disebut seimbang karena dirinya sudah siap menerimanya.
Jadi "keseimbangan" terkadang bukan masalah "ditengah-tengah" atau sama rata saja. Tetapi juga soal rasa pada akhirnya. Bukan timbang-timbangan seperti yang kita sering kali lakukan dengan logika kita ketika kita melihat persoalan mana yang salah dan mana yang benar. Tetapi juga kita bisa menerima keadaan dan menerima kesalahan orang lain bila menurut kitapun orang itu tidak salah tetapi menyalahkan kita. Terkadang bukan yang salah yang harus dihukum saja, tetapi ketika yang salah bisa kita terima keasalahnnya dan bisa kita maafkan, itu juga merupakan salah satu bentuk dan hasil keseimbangan batin kita sendiri.
Demikian pengalaman dari saya.
maaf bila ada salah-salah kata.Thx
Aris
Aris- Jumlah posting : 6
Points : 16
Reputation : 0
Join date : 05.07.09
Halaman 1 dari 1
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik
|
|
Tue May 15, 2012 12:26 pm by henry_gautama
» KUNDALINI SHAKTI part 3
Sun Mar 25, 2012 4:42 pm by henry_gautama
» KUNDALINI SHAKTI part 2.
Sun Mar 25, 2012 4:39 pm by henry_gautama
» Kundalini Part 1 By TRIMURTI YOGA KUNDALINI
Sat Mar 24, 2012 9:24 pm by henry_gautama
» Kundalini-not Only in Hinduism
Sat Mar 24, 2012 8:52 pm by henry_gautama
» Pandangan Tantrayana ttg Pembangkitan Kundalini:
Fri Mar 23, 2012 9:52 pm by henry_gautama
» Beasiswa S1
Tue Mar 20, 2012 4:39 pm by henry_gautama
» Lowongan MANAGER OPERASIONAL
Tue Mar 20, 2012 4:37 pm by henry_gautama
» Mengenal lebih dekat Kundalini
Tue Mar 20, 2012 3:16 pm by henry_gautama