Jika anda ingin membangun konsentrasi, hal pertama yang harus anda lakukan adalah mencari obyek yang sesuai yang membuat anda bisa berkonsentrasi. Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya, dalam meditasi buddhis ada empat puluh obyek meditasi yang bisa anda gunakan untuk membangun konsentrasi. Anda tidak perlu menggunakan ke empat puluh obyek tersebut, tetapi harus memilih satu yang sesuai dengan perangai dan keadaan batin anda. Jika anda tidak memiliki guru untuk memilihkan obyek konsentrasi yang sesuai, maka anda harus mencoba dan melakukan seleksi sendiri.

Berikut ini adalah panduan dalam memilih sendiri obyek yang sesuai untuk konsentrasi:

1. Obyek harus netral; jika obyek itu membangkitkan nafsu, kebencian, dan sebagainya, maka obyek tersebut tidak bisa menenangkan pikiran anda, justru sebaliknya akan membuat pikiran resah dan gelisah.

2. Obyek bisa internal atau eksternal; obyek internal adalah obyek yang ada dalam diri anda sendiri. Contoh obyek internal antara lain pernafasan, cinta-kasih, belas-kasih dan sebagainya. Obyek eksternal adalah obyek yang berada di luar diri anda. Contohnya citra Buddha, bunga, gunung, lingkaran cahaya, nyala lilin, dan sebagainya.

3. Obyek harus bisa diterima pikiran; jika pikiran terus-menerus menolak obyek meditasi, konsentrasi akan lemah.

4. Ingatlah bahwa obyek yang sesuai bagi anda pada suatu waktu mungkin tidak akan cocok pada waktu yang lain. Sebagai contoh, setelah anda terbakar kemarahan, akan sulit untuk menggunakan cinta-kasih sebagai obyek konsentrasi anda. Pada saat seperti itu, emosi kemarahan itu sendiri mungkin akan lebih baik untuk dimanfaatkan sebagai obyek konsentrasi.

Setelah anda memilih salah satu obyek, tugas anda selanjutnya adalah menjaga pikiran untuk terikat pada obyek tersebut seperti anda mengikact seekor hewan pada tiang pancang. Kunci untuk latihan konsentrasi adalah menetapkan pikiran pada satu obyek dan mengabaikan semua obyek lainnya. Dengan memusatkan pikiran pada satu obyek tersebut, pikiran lambat laun akan menjadi tenang dan santai.

Belajarlah untuk memusatkan perhatian kepada setiap hal yang anda lakukan dari waktu ke waktu. Inilah yang dimaksud dengan hidup saat ini.

Bung Henry,

point 4 tulisan anda cukup menarik, tapi bisa dijelaskan lebih jauh bagaimana menggunakan emosi kemarahan sebagai obyek meditasi?

tentunya setelah diri kita marah biasa nya emosi dari kemarahan masih ada/tertinggal. Rasa emosi kemarahan yg masih tertinggal itu di sadari dengan kita memposisikan diri diam/meditasi sambil mencoba untuk membawanya ke kondisi netral. Biasanya teknik yg umum adalah diam/meditasi dengan menarik nafas dalam sambil mengeluarkannya secara perlahan lahan dengan tentunya di sadari.

bung henry, terima kasih, penjelasan bung cukup masuk akal dan terasa mudah utk dilatih.

any time bro!!!!

bung henry,

jika dilihat lebih teliti, maka point ke 1 dirasa kurang bahkan bertentangan dengan point ke 4.
artinya, sesuai dengan penjelasan bung terdahulu mengenai emosi kemarahan, bisa saja emosi nafsu dan kegelisahan pada point ke 1 dijadikan obyek meditasi.

bagaimana pendapat bung henry?

saya berpendapat apapun obyek meditasi sepanjang Pemeditasi mengerti dan mengetahui bahwa obyek tersebut dapat membawa manfaat baginya dan nyaman dalm kondisi meditasi .......it's fine

henry_gautama wrote:saya berpendapat apapun obyek meditasi sepanjang Pemeditasi mengerti dan mengetahui bahwa obyek tersebut dapat membawa manfaat baginya dan nyaman dalm kondisi meditasi .......it's fine

saya klop dengan pendapat bung, terima kasih.