Pencarian
Similar topics
Latest topics
Connect Facebook
Samudera Hati (TYK)
Statistics
Total 69 user terdaftarUser terdaftar terakhir adalah Pras
Total 428 kiriman artikel dari user in 160 subjects
Untuk Seseorang
Halaman 1 dari 1
Untuk Seseorang
Baru saja dan sampai saya menuliskan artikel ini saya sedang chat dengan seseorang. Dan saya ingin menuliskan kisah beberapa minggu yang lalu tentang saya dan dia, dan tentunya saya telah meminta ijin terlebih dahulu sampai akhirnya saya menuliskan kisah ini.
Beberapa minggu yang lalu seseorang yang saya kenal hampir setiap hari saya perhatikan di FB nya menuliskan status yang "berbau" cinta dan kasih sayang. Yang kebanyakan dalam bentuk syair ataupun puisi.
Dan karena saya menyukai puisi seringkali saya ikut "menambahkan" atau "menimpali" puisi yang dia buat tersebut.
Hampir seminggu dan terus dalam setiap harinya dia membuat puisi-puisi tentang cinta. Dan kami berdua masih chat melalui YM.
Perasaan saya entah kenapa mengatakan bahwa orang yang dimaksud dalam puisi-puisinya itu adalah saya sendiri. Bukan berarti bahwa saya yang *ke geer-an. Tetapi setiap hari perasaan itu semakin kuat.
Akhirnya sampailah pada suatu hari dimana dari pagi sampai sore kami chat, dan saya mencoba untuk memastikan "kebenaran" isi puisi tersebut.
Dengan obrolan yang cukup panjang ternyata hasilnya adalah benar. Karena sejak awal kami berkenalan saya tidak pernah menaruh perasaan special terhadapnya, murni hanya sebagai teman.
Sore hari itu juga setelah kami mengobrol dan mengungkap "kebenaran" tersebut, tiba-tiba saja dia meminta maaf kepada saya bahwa hal-hal yang terjadi dari puisi-puisi sampai "pengakuan" tentang perasaanya tersebut hanyalah kebohongan belaka. Dia sedang observasi untuk tulisannya.
Setelah dia meminta maaf, dia menanyakan "perasaan" saya tentang kejadian tersebut. "setelah saya menceritakan tentang tulisan saya tersebut, apakah kamu marah???" Saya menjawab tidak! kenapa harus marah??? Karena dari awal saya "menangkap keganjilan" tersebut saya memang tidak ada "rasa".
Yang pada akhirnya tanpa beban "rasa", saya berpikir jika dia jujur tentang tulisannya saya tetap tidak marah, dan jika dia "membohongi" dirinya sendiripun saya tetap tidak marah. Karena semua kembali kepadanya, bukan kepada saya.
Dalam hal ini yang dapat dipetik adalah bahwa tetaplah menjadi "kertas putih" apapun yang dituliskan oleh orang lain entah itu postif atau negatif yang membaca adalah orang yang menulis tersebut bukan si kertas putih.
Marilah kita tetap menjadi "kertas putih"
_/\_
Che Na
8 Agustus 2009
Beberapa minggu yang lalu seseorang yang saya kenal hampir setiap hari saya perhatikan di FB nya menuliskan status yang "berbau" cinta dan kasih sayang. Yang kebanyakan dalam bentuk syair ataupun puisi.
Dan karena saya menyukai puisi seringkali saya ikut "menambahkan" atau "menimpali" puisi yang dia buat tersebut.
Hampir seminggu dan terus dalam setiap harinya dia membuat puisi-puisi tentang cinta. Dan kami berdua masih chat melalui YM.
Perasaan saya entah kenapa mengatakan bahwa orang yang dimaksud dalam puisi-puisinya itu adalah saya sendiri. Bukan berarti bahwa saya yang *ke geer-an. Tetapi setiap hari perasaan itu semakin kuat.
Akhirnya sampailah pada suatu hari dimana dari pagi sampai sore kami chat, dan saya mencoba untuk memastikan "kebenaran" isi puisi tersebut.
Dengan obrolan yang cukup panjang ternyata hasilnya adalah benar. Karena sejak awal kami berkenalan saya tidak pernah menaruh perasaan special terhadapnya, murni hanya sebagai teman.
Sore hari itu juga setelah kami mengobrol dan mengungkap "kebenaran" tersebut, tiba-tiba saja dia meminta maaf kepada saya bahwa hal-hal yang terjadi dari puisi-puisi sampai "pengakuan" tentang perasaanya tersebut hanyalah kebohongan belaka. Dia sedang observasi untuk tulisannya.
Setelah dia meminta maaf, dia menanyakan "perasaan" saya tentang kejadian tersebut. "setelah saya menceritakan tentang tulisan saya tersebut, apakah kamu marah???" Saya menjawab tidak! kenapa harus marah??? Karena dari awal saya "menangkap keganjilan" tersebut saya memang tidak ada "rasa".
Yang pada akhirnya tanpa beban "rasa", saya berpikir jika dia jujur tentang tulisannya saya tetap tidak marah, dan jika dia "membohongi" dirinya sendiripun saya tetap tidak marah. Karena semua kembali kepadanya, bukan kepada saya.
Dalam hal ini yang dapat dipetik adalah bahwa tetaplah menjadi "kertas putih" apapun yang dituliskan oleh orang lain entah itu postif atau negatif yang membaca adalah orang yang menulis tersebut bukan si kertas putih.
Marilah kita tetap menjadi "kertas putih"
_/\_
Che Na
8 Agustus 2009
Che Na- Jumlah posting : 94
Points : 186
Reputation : 3
Join date : 29.06.09
Halaman 1 dari 1
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik
Tue May 15, 2012 12:26 pm by henry_gautama
» KUNDALINI SHAKTI part 3
Sun Mar 25, 2012 4:42 pm by henry_gautama
» KUNDALINI SHAKTI part 2.
Sun Mar 25, 2012 4:39 pm by henry_gautama
» Kundalini Part 1 By TRIMURTI YOGA KUNDALINI
Sat Mar 24, 2012 9:24 pm by henry_gautama
» Kundalini-not Only in Hinduism
Sat Mar 24, 2012 8:52 pm by henry_gautama
» Pandangan Tantrayana ttg Pembangkitan Kundalini:
Fri Mar 23, 2012 9:52 pm by henry_gautama
» Beasiswa S1
Tue Mar 20, 2012 4:39 pm by henry_gautama
» Lowongan MANAGER OPERASIONAL
Tue Mar 20, 2012 4:37 pm by henry_gautama
» Mengenal lebih dekat Kundalini
Tue Mar 20, 2012 3:16 pm by henry_gautama