Pikiran mempengaruhi tindakan. Apa yang kita pikirkan itulah yang akan kita lakukan. Ketika kita berpikir positif maka arah tindakan positif. Begitu pula sebaliknya. Apa yang kita pikirkan kemungkinan besar akan terwujud. Kekuatan pikiran bagai magnet yang menarik berbagai energi yang terdapat pada alam. Ia menarik hal-hal positif dan negatif dalam tubuh. Begitu pula dalam proses sehat atau sakitnya seseorang. Karena itu, seorang yang sakit perlu berpikir positif dan segera melepaskan pikiran negatif yang dapat memperparah penyakitnya.

Ketika seorang pasien misalnya menelan obat, si pasien harus berpikir positif, bahwa obat itu adalah sahabat-sahabatnya. Setiap pil yang ditelannya, menjadi “pasukan” untuk menghancurkan bibit penyakit di dalam tubuhnya. Bahkan air yang diminum divisualisasikan sebagai zat yang akan membersihkan penyakit di tubuh.

Penyembuhan diri bukan hanya obat semata. Pengobatan lain bersumber dalam diri melalui kekuatan pikiran, kekuatan visualisasi. Kekuatan pembayangan. Apa yang dilakukan si sakit perlu fokus untuk penyembuhan. Si pasien memprogram otaknya. Misalnya, setiap ingin mengeluarkan air besar, si pasien membayangkan bahwa Ia sedang membuang sel-sel kanker dalam tubuhnya. Bahwa ketika Ia tengah mencabut rumput, Ia menvisualisasikan bahwa rumput yang dicabut adalah sel-sel kanker yang dia cabut dalam tubuhnya. Bahkan ketika bernapas pun si Pasien menvisualisasikan membuang energi-energi negatif. Jadi aktivitas apapun yang senang dilakukan pasien, si pasien menvisualisasikan sebagai kegiatan membersihkan bibit-bibit penyakit. Penyembuhan diri ini tergantung penegasan kekuatan visualisasi. Makin kuat kekuatan visualisasi terhadap penyembuhan dirinya, maka makin cepat sembuh.

Banyak pasien yang divonis dokter sudah tak ada harapan lagi untuk kesembuhannya terutama penyakit kanker. Namun, dari pengalaman-pengalaman kekuatan visualisasi, dan berpikir positif, si Pasien pun sembuh dengan menakjubkan.

bung indra,

menurut bung che na pikiran itu untuk memperhatikan dan mengamati, sedangkan menurut bung pikiran itu utk menyembuhkan penyakit.

bagaimana pendapat bung mengenai tulisan bung che na tersebut?

bung "oot30",

Pikiran dapat digunakan untuk mengamati dan menganalisa baik yang ada dalam diri kita maupun di luar diri kita. Ketika seorang meditator duduk bermeditasi sampai berjam-jam, ia terus mengamati yang ada dalam diri. Ketika 1 jam meditasi berlangsung, rasa sakit dikaki datang menyengat, dan menjalar ke bagian tubuh yang lain. Tapi rasa sakit ini terus diamati oleh meditator, sehingga rasa sakit itu menjadi hilang.

Jadi pikiran bila digunakan untuk yang positif, merupakan suplemen yang sangat baik bagi diri kita.

Rustan Sumedho wrote:bung "oot30",

Pikiran dapat digunakan untuk mengamati dan menganalisa baik yang ada dalam diri kita maupun di luar diri kita. Ketika seorang meditator duduk bermeditasi sampai berjam-jam, ia terus mengamati yang ada dalam diri. Ketika 1 jam meditasi berlangsung, rasa sakit dikaki datang menyengat, dan menjalar ke bagian tubuh yang lain. Tapi rasa sakit ini terus diamati oleh meditator, sehingga rasa sakit itu menjadi hilang.

Jadi pikiran bila digunakan untuk yang positif, merupakan suplemen yang sangat baik bagi diri kita.

bung rustan, terima kasih penjelasannya.

saat menyimak potongan komentar bung henry terakhir yang aneh yang mengatakan bahwa 'kosong' adalah 'segala kemungkinan', saya sempat berpikir sesuatu dan mengajukannya sekarang kepada bung, : kalau benar 'kosong' adalah 'segala kemungkinan', apakah juga pikiran berasal dari 'kosong' versinya bung henry atau 'kosong' itu adalah hasil dari 'pikiran'nya bung rustan?

Indra wrote:Pikiran mempengaruhi tindakan. Apa yang kita pikirkan itulah yang akan kita lakukan. Ketika kita berpikir positif maka arah tindakan positif. Begitu pula sebaliknya. Apa yang kita pikirkan kemungkinan besar akan terwujud. Kekuatan pikiran bagai magnet yang menarik berbagai energi yang terdapat pada alam. Ia menarik hal-hal positif dan negatif dalam tubuh. Begitu pula dalam proses sehat atau sakitnya seseorang. Karena itu, seorang yang sakit perlu berpikir positif dan segera melepaskan pikiran negatif yang dapat memperparah penyakitnya.

Ketika seorang pasien misalnya menelan obat, si pasien harus berpikir positif, bahwa obat itu adalah sahabat-sahabatnya. Setiap pil yang ditelannya, menjadi “pasukan” untuk menghancurkan bibit penyakit di dalam tubuhnya. Bahkan air yang diminum divisualisasikan sebagai zat yang akan membersihkan penyakit di tubuh.

Penyembuhan diri bukan hanya obat semata. Pengobatan lain bersumber dalam diri melalui kekuatan pikiran, kekuatan visualisasi. Kekuatan pembayangan. Apa yang dilakukan si sakit perlu fokus untuk penyembuhan. Si pasien memprogram otaknya. Misalnya, setiap ingin mengeluarkan air besar, si pasien membayangkan bahwa Ia sedang membuang sel-sel kanker dalam tubuhnya. Bahwa ketika Ia tengah mencabut rumput, Ia menvisualisasikan bahwa rumput yang dicabut adalah sel-sel kanker yang dia cabut dalam tubuhnya. Bahkan ketika bernapas pun si Pasien menvisualisasikan membuang energi-energi negatif. Jadi aktivitas apapun yang senang dilakukan pasien, si pasien menvisualisasikan sebagai kegiatan membersihkan bibit-bibit penyakit. Penyembuhan diri ini tergantung penegasan kekuatan visualisasi. Makin kuat kekuatan visualisasi terhadap penyembuhan dirinya, maka makin cepat sembuh.

Banyak pasien yang divonis dokter sudah tak ada harapan lagi untuk kesembuhannya terutama penyakit kanker. Namun, dari pengalaman-pengalaman kekuatan visualisasi, dan berpikir positif, si Pasien pun sembuh dengan menakjubkan.

bung indra, menyimak judul yang bung pakai di atas, boleh di share di mana pikiran itu sehingga saya bisa ke sana untuk mendapatkan kekuatannya?

Bung oot

jika anda menanyakan "di mana pikiran itu ...."..berarti ada tempat dimana pikiran itu berada,dan dia adalah sesuatu objek...
jika anda sedang berpikir (bahkan berpikir apa arti maksud balasan saya ini),apakah anda bisa menemukan tempatnya?