Pencarian
Similar topics
Latest topics
Connect Facebook
Samudera Hati (TYK)
Statistics
Total 69 user terdaftarUser terdaftar terakhir adalah Pras
Total 428 kiriman artikel dari user in 160 subjects
Pengembangan Spiritual
2 posters
:: Lain Lain :: Diskusi Umum
Halaman 1 dari 1
Pengembangan Spiritual
Pengembangan Spiritual
Kita diingatkan akan pernyataan yang dibuat oleh Sang Buddha pada suatu ketika. Ia berkata bahwa jika ada sejumput debu sekalipun yang menentang perubahan dalam kepribadian psikofisik manusia, menjalani kehidupan luhur akan sia-sia saja. Apa yang dimaksudkan adalah tidak ada satu bagian pun yang tetap dan kehidupan luhur bisa menghasilkan transformasi total seseorang, baik batin maupun jasmani. Penelitian ilmiah modern terhadap fisiologi meditasi membuktikan bahwa perubahan biokimia dan bioelektris dasar memang benar-benar terjadi di dalam tubuh sebagai hasil dari pengembangan mental. Dengan demikian, bisa diduga bahwa puncak pengembangan mental bisa menghasilkan transformasi psikofisiologis total.
Berdasarkan studi dalam “teknik umpan balik hayati”, bisa diajukan dugaan bahwa transformasi radikal system saraf pasti terjadi dengan adanya pengembangan kemampuan mental yang lebih tinggi. Sistem saraf otonom terbagi menjadi dua bagian yaitu system saraf simpatetik dan saraf parasimpatetik. Johann Stoyva dalam sebuah artikel mengenai teknik umpan balik hayati mengatakan bahwa dalam keadaan relaksasi mendalam mungkin terdapat pergeseran dalam system saraf otonom menuju dominasi system saraf parasimpatetik. Fungsi parasimpatetik berhubungan dengan emosi yang lebih halus – kekaguman, pengalaman religius, keindahan, perenungan – emosi-emosi yang ditandai oleh kisaran luas kesadaran. Di sisi lain, pradominasi simpatetik dikaitkan pada emosi dengan kisaran kesadaran yang lebih sempit, seperti kemarahan dan ketakutan. Berdasarkan bukti-bukti ini, dapat diduga bahwa fungsi parasimpatetik akan berkembang menuju tingkat efisiensi yang lebih tinggi seiring dengan kemajuan spiritual.
Sangat sedikit yang diketahui mengenai fungsi kelenjar pineal yang dianggap oleh Rene Descartes sebagai tempat menetapnya jiwa manusia. Kelenjar tersebut dilukiskan sebagai jam biologis yang telah terbentuk dengan sendirinya di dalam tubuh setiap manusia, yang menentukan keteraturan jam tidur dan terjaga. Kelenjar ini mensintesis suatu hormone yang dinamakan melatonin yang mempengaruhi kebiasaan, tidur, aktivitas otak, serta aktivitas seksual seperti akil balig, pembuahan, dan kematangan seksual.
Ketika melatonin merangsang aktivitas otak, hormone ini menghambat aktivitas seksual. Telah diketahui bahwa terang/gelap, bau-bauan, dingin, stress, dan masukan saraf lainnya mempengaruhi fungsi kelenjar pineal. Pemaparan cahaya akan mengurangi sintesis melatonin dan menekan pengaruh kelenjar pineal. Di sisi lain, cahaya mempercepat kematangan dan aktivitas seksual.
Apabila dibandingkan dengan pandangan ajaran Buddha, fungsi kelenjar pineal sepertinya merupakan perwujudan fisiologis yang berhubungan dengan psikologi kendali indera. Ajaran Buddha berpandangan bahwa rangsangan indera yang tak terkendali akan mengganggu aktivitas mental. Jika pintu indera terjaga dengan baik, yaitu jika masukan pandangan, pendengaran, penciuman, pengecapan, dan perabaan terjaga baik, tingkat kebahagiaan yang sepadan dan aktivitas mental yang terpusat bisa tercapai. Cittasa ekagata atau kemampuan untuk memusatkan pikiran pada satu titik sangat ditentukan oleh pengendalian indera. Dalam hal fisiologi, tampaknya berarti bahwa pengendalian indera seperti itu membantu sistesis hormone melatonin dalam kelenjar pineal yang akan merangsang aktivitas otak dan menghambat aktivitas seksual. Jadi dalam hal fungsi pineal, aktivitas otak dan aktivitas seksual tampaknya berlawanan. Ajaran Buddha juga menekankan bahwa gairah seksual akan mencemari kejernihan pikiran, melencengkan pandangan, menyelubungi permasalahan, menghambat kebijaksanaan, dan merusak kedamaian pikiran.
Kita diingatkan akan pernyataan yang dibuat oleh Sang Buddha pada suatu ketika. Ia berkata bahwa jika ada sejumput debu sekalipun yang menentang perubahan dalam kepribadian psikofisik manusia, menjalani kehidupan luhur akan sia-sia saja. Apa yang dimaksudkan adalah tidak ada satu bagian pun yang tetap dan kehidupan luhur bisa menghasilkan transformasi total seseorang, baik batin maupun jasmani. Penelitian ilmiah modern terhadap fisiologi meditasi membuktikan bahwa perubahan biokimia dan bioelektris dasar memang benar-benar terjadi di dalam tubuh sebagai hasil dari pengembangan mental. Dengan demikian, bisa diduga bahwa puncak pengembangan mental bisa menghasilkan transformasi psikofisiologis total.
Berdasarkan studi dalam “teknik umpan balik hayati”, bisa diajukan dugaan bahwa transformasi radikal system saraf pasti terjadi dengan adanya pengembangan kemampuan mental yang lebih tinggi. Sistem saraf otonom terbagi menjadi dua bagian yaitu system saraf simpatetik dan saraf parasimpatetik. Johann Stoyva dalam sebuah artikel mengenai teknik umpan balik hayati mengatakan bahwa dalam keadaan relaksasi mendalam mungkin terdapat pergeseran dalam system saraf otonom menuju dominasi system saraf parasimpatetik. Fungsi parasimpatetik berhubungan dengan emosi yang lebih halus – kekaguman, pengalaman religius, keindahan, perenungan – emosi-emosi yang ditandai oleh kisaran luas kesadaran. Di sisi lain, pradominasi simpatetik dikaitkan pada emosi dengan kisaran kesadaran yang lebih sempit, seperti kemarahan dan ketakutan. Berdasarkan bukti-bukti ini, dapat diduga bahwa fungsi parasimpatetik akan berkembang menuju tingkat efisiensi yang lebih tinggi seiring dengan kemajuan spiritual.
Sangat sedikit yang diketahui mengenai fungsi kelenjar pineal yang dianggap oleh Rene Descartes sebagai tempat menetapnya jiwa manusia. Kelenjar tersebut dilukiskan sebagai jam biologis yang telah terbentuk dengan sendirinya di dalam tubuh setiap manusia, yang menentukan keteraturan jam tidur dan terjaga. Kelenjar ini mensintesis suatu hormone yang dinamakan melatonin yang mempengaruhi kebiasaan, tidur, aktivitas otak, serta aktivitas seksual seperti akil balig, pembuahan, dan kematangan seksual.
Ketika melatonin merangsang aktivitas otak, hormone ini menghambat aktivitas seksual. Telah diketahui bahwa terang/gelap, bau-bauan, dingin, stress, dan masukan saraf lainnya mempengaruhi fungsi kelenjar pineal. Pemaparan cahaya akan mengurangi sintesis melatonin dan menekan pengaruh kelenjar pineal. Di sisi lain, cahaya mempercepat kematangan dan aktivitas seksual.
Apabila dibandingkan dengan pandangan ajaran Buddha, fungsi kelenjar pineal sepertinya merupakan perwujudan fisiologis yang berhubungan dengan psikologi kendali indera. Ajaran Buddha berpandangan bahwa rangsangan indera yang tak terkendali akan mengganggu aktivitas mental. Jika pintu indera terjaga dengan baik, yaitu jika masukan pandangan, pendengaran, penciuman, pengecapan, dan perabaan terjaga baik, tingkat kebahagiaan yang sepadan dan aktivitas mental yang terpusat bisa tercapai. Cittasa ekagata atau kemampuan untuk memusatkan pikiran pada satu titik sangat ditentukan oleh pengendalian indera. Dalam hal fisiologi, tampaknya berarti bahwa pengendalian indera seperti itu membantu sistesis hormone melatonin dalam kelenjar pineal yang akan merangsang aktivitas otak dan menghambat aktivitas seksual. Jadi dalam hal fungsi pineal, aktivitas otak dan aktivitas seksual tampaknya berlawanan. Ajaran Buddha juga menekankan bahwa gairah seksual akan mencemari kejernihan pikiran, melencengkan pandangan, menyelubungi permasalahan, menghambat kebijaksanaan, dan merusak kedamaian pikiran.
Inggit Pratomo- Jumlah posting : 12
Points : 18
Reputation : 0
Join date : 29.06.09
Lokasi : Medan, Sumatera Utara
Re: Pengembangan Spiritual
bung inggit,
pada tulisan bung tersebut, apakah yang ingin juga disampaikan adalah bahwa proses pengembangan spiritual seseorang erat hubungannya dengan sistem sarafnya sendiri? bukankah ini kedengarannya aneh, bung?
pada tulisan bung tersebut, apakah yang ingin juga disampaikan adalah bahwa proses pengembangan spiritual seseorang erat hubungannya dengan sistem sarafnya sendiri? bukankah ini kedengarannya aneh, bung?
oot30- Jumlah posting : 103
Points : 104
Reputation : 0
Join date : 19.08.09
Re: Pengembangan Spiritual
Para yogi zaman dulu telah mengungkapkan tentang chakra dan nadi. Setelah diteliti lebih lanjut, chakra dan nadi itu berhubungan dengan fungsi-fungsi fisik tubuh, mempengaruhi organ tubuh, kelenjar/hormon, sistem saraf, dsbnya.
Inggit Pratomo- Jumlah posting : 12
Points : 18
Reputation : 0
Join date : 29.06.09
Lokasi : Medan, Sumatera Utara
Re: Pengembangan Spiritual
Inggit Pratomo wrote:Para yogi zaman dulu telah mengungkapkan tentang chakra dan nadi. Setelah diteliti lebih lanjut, chakra dan nadi itu berhubungan dengan fungsi-fungsi fisik tubuh, mempengaruhi organ tubuh, kelenjar/hormon, sistem saraf, dsbnya.
saya akan mearasa senang kalau bung inggit bisa ungkap sedikit hubungan diantara 'chakra & nadi' dan fungsi tubuh di atas.
oot30- Jumlah posting : 103
Points : 104
Reputation : 0
Join date : 19.08.09
:: Lain Lain :: Diskusi Umum
Halaman 1 dari 1
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik
Tue May 15, 2012 12:26 pm by henry_gautama
» KUNDALINI SHAKTI part 3
Sun Mar 25, 2012 4:42 pm by henry_gautama
» KUNDALINI SHAKTI part 2.
Sun Mar 25, 2012 4:39 pm by henry_gautama
» Kundalini Part 1 By TRIMURTI YOGA KUNDALINI
Sat Mar 24, 2012 9:24 pm by henry_gautama
» Kundalini-not Only in Hinduism
Sat Mar 24, 2012 8:52 pm by henry_gautama
» Pandangan Tantrayana ttg Pembangkitan Kundalini:
Fri Mar 23, 2012 9:52 pm by henry_gautama
» Beasiswa S1
Tue Mar 20, 2012 4:39 pm by henry_gautama
» Lowongan MANAGER OPERASIONAL
Tue Mar 20, 2012 4:37 pm by henry_gautama
» Mengenal lebih dekat Kundalini
Tue Mar 20, 2012 3:16 pm by henry_gautama