Pencarian
Similar topics
Latest topics
Connect Facebook
Samudera Hati (TYK)
Statistics
Total 69 user terdaftarUser terdaftar terakhir adalah Pras
Total 428 kiriman artikel dari user in 160 subjects
Terkadang perjalanan spiritual itu seperti penjual kelapa bersepeda
Halaman 1 dari 1
Terkadang perjalanan spiritual itu seperti penjual kelapa bersepeda
Setiap hari, Senin sampai Sabtu aku melewati jalan itu jalan menuju kekantor tempatku bekerja. Jalan yang selalu ramai, ramai oleh pejalan kaki, pengendara sepeda, pengendara motor hingga pengendara mobil pribadi dan angkutan umum.
Jalan yang menurutku terlalu bising, terlalu ramai oleh kemacetan yang disertai oleh bunyi-bunyi klakson yang terdengar sakit ditelinga.
Tetapi apa yang bisa kuperbuat, karena memang itulah rutinitasku sehari-hari sebagai pekerja. Mungkin sebagian orang pun akan merasakan hal yang sama, yaitu perasaan seorang pekerja.
Tetapi dijalan itu ada yang menarik perhatianku. Setiap pagi dijalan yang kulalui itu, aku selalu berpapasan dengan beberapa penjual kelapa muda yang memakai sepeda.
Terkadang mereka mengayuh sepedanya berbaur dengan angkutan umum, sepeda motor para pekerja yang ingin menuju kekantor, atau mungkin saja ke toko/pasar, juga mengantar putra-putri mereka kesekolah.
Dengan beban yang mereka bawa (kelapa-kelapa) terkadang mereka harus turun dan mendorong sepedanya itu untuk terus berjalan, tuk sampai ke kota dan menjual barang dagangan mereka.
Dengan peluh yang mengguyur tubuh, demi sesuap nasi dan menghidupi keluarga mereka.
Pada saat melihat itu hati kecilku terbang jauh menerawang, apa yang terlihat oleh mata ku itu , aku ibaratkan seperti perjalan spiritual.
Terkadang untuk sampai ketempat "tujuan" dengan "cepat" kita harus terus mengayuh dan menjaga keseimbangan agar jalan yang kita lalui mulus.
Namun apa yang terjadi terkadang kita seringkali membawa beban seperti kelapa-kelapa itu. Bedan pikiran, beban yang biasa kita pikirkan seperti keluarga, anak, istri, nafsu2 keinginan dll
dan beban-beban itulah yang terkadang seringkali menghambat kita diperjalanan.
Jalan yang dialui tidak selalu mulus, ada banyak debu, batu-batu keriki, batu-besar, becek karena banjir, bahkan lobang besar yang sering terkena banjir.
Karena itu aku sempat berpikir, itulah perjalanan spiritual. Tidak ada perjalanan spiritual yang cepat sampai atau biasa disebut instan, semua butuh usaha keras juga pengorbanan. Jika kita mampu mengatasi semua itu maka kita akan sampai ditempat tujuan.
_/\_
By : Che Na
Jalan yang menurutku terlalu bising, terlalu ramai oleh kemacetan yang disertai oleh bunyi-bunyi klakson yang terdengar sakit ditelinga.
Tetapi apa yang bisa kuperbuat, karena memang itulah rutinitasku sehari-hari sebagai pekerja. Mungkin sebagian orang pun akan merasakan hal yang sama, yaitu perasaan seorang pekerja.
Tetapi dijalan itu ada yang menarik perhatianku. Setiap pagi dijalan yang kulalui itu, aku selalu berpapasan dengan beberapa penjual kelapa muda yang memakai sepeda.
Terkadang mereka mengayuh sepedanya berbaur dengan angkutan umum, sepeda motor para pekerja yang ingin menuju kekantor, atau mungkin saja ke toko/pasar, juga mengantar putra-putri mereka kesekolah.
Dengan beban yang mereka bawa (kelapa-kelapa) terkadang mereka harus turun dan mendorong sepedanya itu untuk terus berjalan, tuk sampai ke kota dan menjual barang dagangan mereka.
Dengan peluh yang mengguyur tubuh, demi sesuap nasi dan menghidupi keluarga mereka.
Pada saat melihat itu hati kecilku terbang jauh menerawang, apa yang terlihat oleh mata ku itu , aku ibaratkan seperti perjalan spiritual.
Terkadang untuk sampai ketempat "tujuan" dengan "cepat" kita harus terus mengayuh dan menjaga keseimbangan agar jalan yang kita lalui mulus.
Namun apa yang terjadi terkadang kita seringkali membawa beban seperti kelapa-kelapa itu. Bedan pikiran, beban yang biasa kita pikirkan seperti keluarga, anak, istri, nafsu2 keinginan dll
dan beban-beban itulah yang terkadang seringkali menghambat kita diperjalanan.
Jalan yang dialui tidak selalu mulus, ada banyak debu, batu-batu keriki, batu-besar, becek karena banjir, bahkan lobang besar yang sering terkena banjir.
Karena itu aku sempat berpikir, itulah perjalanan spiritual. Tidak ada perjalanan spiritual yang cepat sampai atau biasa disebut instan, semua butuh usaha keras juga pengorbanan. Jika kita mampu mengatasi semua itu maka kita akan sampai ditempat tujuan.
_/\_
By : Che Na
Che Na- Jumlah posting : 94
Points : 186
Reputation : 3
Join date : 29.06.09
Halaman 1 dari 1
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik
Tue May 15, 2012 12:26 pm by henry_gautama
» KUNDALINI SHAKTI part 3
Sun Mar 25, 2012 4:42 pm by henry_gautama
» KUNDALINI SHAKTI part 2.
Sun Mar 25, 2012 4:39 pm by henry_gautama
» Kundalini Part 1 By TRIMURTI YOGA KUNDALINI
Sat Mar 24, 2012 9:24 pm by henry_gautama
» Kundalini-not Only in Hinduism
Sat Mar 24, 2012 8:52 pm by henry_gautama
» Pandangan Tantrayana ttg Pembangkitan Kundalini:
Fri Mar 23, 2012 9:52 pm by henry_gautama
» Beasiswa S1
Tue Mar 20, 2012 4:39 pm by henry_gautama
» Lowongan MANAGER OPERASIONAL
Tue Mar 20, 2012 4:37 pm by henry_gautama
» Mengenal lebih dekat Kundalini
Tue Mar 20, 2012 3:16 pm by henry_gautama