Pencarian
Similar topics
Latest topics
Connect Facebook
Samudera Hati (TYK)
Statistics
Total 69 user terdaftarUser terdaftar terakhir adalah Pras
Total 428 kiriman artikel dari user in 160 subjects
:: Riwayat Pedang Taia :: - # 4
:: Lain Lain :: Diskusi Umum
Halaman 1 dari 1
:: Riwayat Pedang Taia :: - # 4
... sambungan
Semua manusia dilengkapi dengan Pedang Taia tajam, dan dalam masing-masing orang, pedang itu sudah sangat sempurna. Orang yang telah memahami hal ini bahkan akan ditakuti dewa-dewa Mara, tetapi mereka yang tidak memahaminya akan tertipu, bahkan oleh pendusta. Di satu sisi, ketika dua orang yang mempunyai keterampilan seimbang bertemu dengan pedang terhunus, tak akan ada yang mengetahui hasil akhir pertandingan itu. Hal itu seperti Shakyamuni mengenggam bunga dan Kashyapa tersenyum kecil. Di lain pihak, menunjuk yang satu dan memahami tiga yang lain, atau mengetahui perbedaan kecil pada berat timbangan tanpa alat bantu apa pun pada mata adalah contoh kepandaian yang biasa. Jika setiap orang menguasai hal ini, dia akan dengan cepat menebasmu menjadi tiga bagian bahkan sebelum yang satu ditunjukkan dan yang tiga lagi dipahami. Berapa banyak lagi jadinya ketika kau berhadapan langsung dengannya?
‘Semua manusia dilengkapi dengan Pedang Taia tajam, dan dalam masing-masing orang, pedang itu sudah sangat sempurna’. Kalimat ini berarti Pedang Taia yang terkenal dan tidak mempunyai tandingannya di kolong langit ini tidak semata diberikan kepada orang lain. Setiap orang, tanpa terkecuali, dilengkapi dengan pedang ini. Benda ini cocok untuk siapa saja dan sudah benar-benar sempurna.
Ini adalah mengenai pikiran. Pikiran ini tidak lahir bersamaan dengan kelahiranmu dan tidak mati bersamaan dengan kematianmu. Kebenaran sejati ini disebut sebagai Wajah Sesungguhnya. Langit tidak mampu menutupinya. Bumi tidak mampu menyangganya. Api tidak mampu membakarnya, tidak pula air mampu membasahinya. Bahkan angin tidak dapat menembusnya. Tak ada sesuatu pun di bawah kolong langit yang mampu menghalanginya.
‘Orang-orang yang telah memahami hal ini bahkan akan ditakuti oleh dewa-dewa Mara, tetapi mereka yang tidak memahaminya akan tertipu oleh pendusta.’ Bagi orang yang sudah benar-benar tercerahkan oleh Wajah Sesungguhnya sendiri, tak akan ada apa pun di alam semesta ini yang dapat mengaburkan atau menghalangi pandangannya. Dengan demikian, tak ada jalan bagi Mara untuk mengeluarkan kekuatan supernatural. Karena orang seperti itu dapat melihat tembus sampai ke dasar terbawah keinginannya, Mara takut dan menjauhinya; dewa-dewa ini ragu untuk mendekatinya. Sebaliknya, orang yang tidak paham dan bingung dengan Wajah Sesungguhnya hanya akan menumpuk pikiran yang kacau dan sesat, yang kemudian akan melekat pada dirinya. Pendusta dapat dengan mudah menipu dan membohongi orang seperti itu.
‘Ketika dua orang yang mempunyai keterampilan seimbang bertemu dengan pedang terhunus, tak akan ada yang mengetahui hasil akhir pertandingan itu.’ Arti kalimat ini adalah bahwa jika dua orang yang sudah berhasil menembus Wajah Sesungguhnya bertemu, masing-masing mengeluarkan pedang dari sarung, serta berdiri berhadapan, mustahil untuk menentukan hasil akhir masalah. Jika ada orang yang menanyakannya, hal ini akan sama seperti cerita tentang pertemuan Shakyamuni dan Kashyapa.
‘Shakyamuni mengenggam bunga dan Kashyapa tersenyum kecil.’ Ketika berkumpul di Bukit Gridhrakuta pada saat-saat menjelang wafatnya Shakyamuni, beliau mengacungkan sekuntum bunga teratai merah. Beliau menunjukkannnya kepada delapan puluh ribu biksu dan semua orang terdiam. Hanya Kashyapa yang tersenyum. Dengan mengetahui bahwa saat itu Kashyapa telah mencapai penerangan sempurna, Shakyamuni mempercayakan kepadanya Ajaran Kebenaran (Zen) yang tidak bertumpu pada kata-kata tertulis dan terutama agar disampaikan tanpa petunjuk, kemudian mengangkatnya menjadi ketua perkumpulan para biksu menggantikan Sang Buddha.
Sejak saat itu, Ajaran Kebenaran (Zen) diajarkan di India sampai turunan ke-28, yaitu Bodhidharma. Di Tiongkok, ajaran ini diturunkan dari Bodhidharma sampai ke enam turunan untuk mencapai tetua keenam, yaitu Guru Besar Zen, Ta Chien.
Karena Guru Besar Zen ini adalah titisan seorang bodhisattva, sejak saat itu Hukum Buddha berkembang luas di Tiongkok, menyebarkan daun dan ranting, dengan cepat mengembangkan Lima Rumah dan Tujuh Sekte, serta pada akhirnya diajarkan kepada biksu Jepang Dai o dan Dait o melalui biksu Nai Chih Hsu Tang. Sampai hari ini, ajaran tersebut telah diteruskan tanpa mengenal lelah dari guru ke murid.
Ajaran mengenai “menggenggam sekuntum bunga … tersenyum kecil” sulit dimengerti dan tidak mudah dipahami dengan asal tebak. Orang harus menenggak semua ajaran Buddha dalam satu tarikan napas dan di saat bersamaan menelan suaranya sendiri.
Walaupun sungguh tak ada jalan apa pun unutk menjelaskan prinsip ini, jika dipaksakan, orang mungkin akan bisa menjelaskan lewat perumpamaan mengambil air dari sebuah wadah dan menuangkannya ke air lain sehingga semua air itu tercampur dan tidak bisa dibedakan lagi. Ini adalah detik-detik ketika mata Shakyamuni bertemu dengan mata Kashyapa dan menjadi satu. Relativitas tidak ada lagi disini.
Di antara semua seni ilmu bela diri dari berbagai disiplin, tak ada satu pun di antara seratus ribu yang bisa menangkap makna “menggenggam sekuntum bunga … tersenyum kecil.”
Walaupun demikian, jika seseorang memang mempunyai keinginan yang sangat kuat dan benar-benar ingin memahaminya, dia harus mendisiplinkan diri selama tiga puluh tahun lagi. Membuat kesalahan dalam hal ini bukan hanya membuatnya tidak menguasai seni ilmu bela diri; tetapi dia juga akan masuk ke neraka seperti anak panah yang dilepaskan dari busur. Ini benar-benar hal yang menakutkan.
‘Menunjuk yang satu dan memahami tiga yang lain’ berarti bahwa segera setelah satu bagian diperlihatkan, tiga bagian yang lain langsung dimengerti.
“Mengetahui perbedaan kecil pada berat timbangan tanpa alat Bantu apa pun pada mata. Mengetahui perbedaan … tanpa alat Bantu apa pun pada mata’, berarti fungsi mata, atau mengukur dengan mata.
Perbedaan pada berat timbangan benar-benar tipis. Orang yang mampu menimbang berat emas dan perak dengan mata, dan tidak membuat kesalahan sekecil pun, adalah orang yang pandai dan terampil.
‘Ini adalah contoh kepandaian biasa’ berarti orang sepandai itu adalah hal biasa dan jumlahnya sangat banyak. Dengan demikian, tidak ada yang istimewa mengenainya.
‘Jika setiap orang menguasai hal ini, dia akan dengan cepat menebasmu menjadi tiga bagian, bahkan sebelum yang satu ditunjukkan dan yang tiga lagi dipahami.’ Kalimat ini berhubungan dengan orang yang telah mendapatkan pencerahan mengenai sebab munculnya Buddha ke dunia ini. Orang inilah yang akan dengan cepat menebasmu menjadi tiga bagian sebelum yang satu ditunjukkan, tiga yang lain dimengerti, atau sebelum indikasi apa pun muncul. Karena itu, saya rasa, jika bertemu dengan orang seperti itu, tak ada lagi yang bisa dilakukan.
‘Berapa banyak lagi jadinya ketika kau berhadapan langsung dengan dia?’ Orang yang mempunyai kecepatan dan kepekaan seperti itu, ketika bertemu muka dengan lawannya, akan dapat menebas dengan mudah sehingga lawannya tidak akan pernah tahu bahwa kepalanya telah jatuh terguling.
... bersambung
Semua manusia dilengkapi dengan Pedang Taia tajam, dan dalam masing-masing orang, pedang itu sudah sangat sempurna. Orang yang telah memahami hal ini bahkan akan ditakuti dewa-dewa Mara, tetapi mereka yang tidak memahaminya akan tertipu, bahkan oleh pendusta. Di satu sisi, ketika dua orang yang mempunyai keterampilan seimbang bertemu dengan pedang terhunus, tak akan ada yang mengetahui hasil akhir pertandingan itu. Hal itu seperti Shakyamuni mengenggam bunga dan Kashyapa tersenyum kecil. Di lain pihak, menunjuk yang satu dan memahami tiga yang lain, atau mengetahui perbedaan kecil pada berat timbangan tanpa alat bantu apa pun pada mata adalah contoh kepandaian yang biasa. Jika setiap orang menguasai hal ini, dia akan dengan cepat menebasmu menjadi tiga bagian bahkan sebelum yang satu ditunjukkan dan yang tiga lagi dipahami. Berapa banyak lagi jadinya ketika kau berhadapan langsung dengannya?
‘Semua manusia dilengkapi dengan Pedang Taia tajam, dan dalam masing-masing orang, pedang itu sudah sangat sempurna’. Kalimat ini berarti Pedang Taia yang terkenal dan tidak mempunyai tandingannya di kolong langit ini tidak semata diberikan kepada orang lain. Setiap orang, tanpa terkecuali, dilengkapi dengan pedang ini. Benda ini cocok untuk siapa saja dan sudah benar-benar sempurna.
Ini adalah mengenai pikiran. Pikiran ini tidak lahir bersamaan dengan kelahiranmu dan tidak mati bersamaan dengan kematianmu. Kebenaran sejati ini disebut sebagai Wajah Sesungguhnya. Langit tidak mampu menutupinya. Bumi tidak mampu menyangganya. Api tidak mampu membakarnya, tidak pula air mampu membasahinya. Bahkan angin tidak dapat menembusnya. Tak ada sesuatu pun di bawah kolong langit yang mampu menghalanginya.
‘Orang-orang yang telah memahami hal ini bahkan akan ditakuti oleh dewa-dewa Mara, tetapi mereka yang tidak memahaminya akan tertipu oleh pendusta.’ Bagi orang yang sudah benar-benar tercerahkan oleh Wajah Sesungguhnya sendiri, tak akan ada apa pun di alam semesta ini yang dapat mengaburkan atau menghalangi pandangannya. Dengan demikian, tak ada jalan bagi Mara untuk mengeluarkan kekuatan supernatural. Karena orang seperti itu dapat melihat tembus sampai ke dasar terbawah keinginannya, Mara takut dan menjauhinya; dewa-dewa ini ragu untuk mendekatinya. Sebaliknya, orang yang tidak paham dan bingung dengan Wajah Sesungguhnya hanya akan menumpuk pikiran yang kacau dan sesat, yang kemudian akan melekat pada dirinya. Pendusta dapat dengan mudah menipu dan membohongi orang seperti itu.
‘Ketika dua orang yang mempunyai keterampilan seimbang bertemu dengan pedang terhunus, tak akan ada yang mengetahui hasil akhir pertandingan itu.’ Arti kalimat ini adalah bahwa jika dua orang yang sudah berhasil menembus Wajah Sesungguhnya bertemu, masing-masing mengeluarkan pedang dari sarung, serta berdiri berhadapan, mustahil untuk menentukan hasil akhir masalah. Jika ada orang yang menanyakannya, hal ini akan sama seperti cerita tentang pertemuan Shakyamuni dan Kashyapa.
‘Shakyamuni mengenggam bunga dan Kashyapa tersenyum kecil.’ Ketika berkumpul di Bukit Gridhrakuta pada saat-saat menjelang wafatnya Shakyamuni, beliau mengacungkan sekuntum bunga teratai merah. Beliau menunjukkannnya kepada delapan puluh ribu biksu dan semua orang terdiam. Hanya Kashyapa yang tersenyum. Dengan mengetahui bahwa saat itu Kashyapa telah mencapai penerangan sempurna, Shakyamuni mempercayakan kepadanya Ajaran Kebenaran (Zen) yang tidak bertumpu pada kata-kata tertulis dan terutama agar disampaikan tanpa petunjuk, kemudian mengangkatnya menjadi ketua perkumpulan para biksu menggantikan Sang Buddha.
Sejak saat itu, Ajaran Kebenaran (Zen) diajarkan di India sampai turunan ke-28, yaitu Bodhidharma. Di Tiongkok, ajaran ini diturunkan dari Bodhidharma sampai ke enam turunan untuk mencapai tetua keenam, yaitu Guru Besar Zen, Ta Chien.
Karena Guru Besar Zen ini adalah titisan seorang bodhisattva, sejak saat itu Hukum Buddha berkembang luas di Tiongkok, menyebarkan daun dan ranting, dengan cepat mengembangkan Lima Rumah dan Tujuh Sekte, serta pada akhirnya diajarkan kepada biksu Jepang Dai o dan Dait o melalui biksu Nai Chih Hsu Tang. Sampai hari ini, ajaran tersebut telah diteruskan tanpa mengenal lelah dari guru ke murid.
Ajaran mengenai “menggenggam sekuntum bunga … tersenyum kecil” sulit dimengerti dan tidak mudah dipahami dengan asal tebak. Orang harus menenggak semua ajaran Buddha dalam satu tarikan napas dan di saat bersamaan menelan suaranya sendiri.
Walaupun sungguh tak ada jalan apa pun unutk menjelaskan prinsip ini, jika dipaksakan, orang mungkin akan bisa menjelaskan lewat perumpamaan mengambil air dari sebuah wadah dan menuangkannya ke air lain sehingga semua air itu tercampur dan tidak bisa dibedakan lagi. Ini adalah detik-detik ketika mata Shakyamuni bertemu dengan mata Kashyapa dan menjadi satu. Relativitas tidak ada lagi disini.
Di antara semua seni ilmu bela diri dari berbagai disiplin, tak ada satu pun di antara seratus ribu yang bisa menangkap makna “menggenggam sekuntum bunga … tersenyum kecil.”
Walaupun demikian, jika seseorang memang mempunyai keinginan yang sangat kuat dan benar-benar ingin memahaminya, dia harus mendisiplinkan diri selama tiga puluh tahun lagi. Membuat kesalahan dalam hal ini bukan hanya membuatnya tidak menguasai seni ilmu bela diri; tetapi dia juga akan masuk ke neraka seperti anak panah yang dilepaskan dari busur. Ini benar-benar hal yang menakutkan.
‘Menunjuk yang satu dan memahami tiga yang lain’ berarti bahwa segera setelah satu bagian diperlihatkan, tiga bagian yang lain langsung dimengerti.
“Mengetahui perbedaan kecil pada berat timbangan tanpa alat Bantu apa pun pada mata. Mengetahui perbedaan … tanpa alat Bantu apa pun pada mata’, berarti fungsi mata, atau mengukur dengan mata.
Perbedaan pada berat timbangan benar-benar tipis. Orang yang mampu menimbang berat emas dan perak dengan mata, dan tidak membuat kesalahan sekecil pun, adalah orang yang pandai dan terampil.
‘Ini adalah contoh kepandaian biasa’ berarti orang sepandai itu adalah hal biasa dan jumlahnya sangat banyak. Dengan demikian, tidak ada yang istimewa mengenainya.
‘Jika setiap orang menguasai hal ini, dia akan dengan cepat menebasmu menjadi tiga bagian, bahkan sebelum yang satu ditunjukkan dan yang tiga lagi dipahami.’ Kalimat ini berhubungan dengan orang yang telah mendapatkan pencerahan mengenai sebab munculnya Buddha ke dunia ini. Orang inilah yang akan dengan cepat menebasmu menjadi tiga bagian sebelum yang satu ditunjukkan, tiga yang lain dimengerti, atau sebelum indikasi apa pun muncul. Karena itu, saya rasa, jika bertemu dengan orang seperti itu, tak ada lagi yang bisa dilakukan.
‘Berapa banyak lagi jadinya ketika kau berhadapan langsung dengan dia?’ Orang yang mempunyai kecepatan dan kepekaan seperti itu, ketika bertemu muka dengan lawannya, akan dapat menebas dengan mudah sehingga lawannya tidak akan pernah tahu bahwa kepalanya telah jatuh terguling.
... bersambung
semesta- Jumlah posting : 54
Points : 96
Reputation : 0
Join date : 29.06.09
:: Lain Lain :: Diskusi Umum
Halaman 1 dari 1
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik
Tue May 15, 2012 12:26 pm by henry_gautama
» KUNDALINI SHAKTI part 3
Sun Mar 25, 2012 4:42 pm by henry_gautama
» KUNDALINI SHAKTI part 2.
Sun Mar 25, 2012 4:39 pm by henry_gautama
» Kundalini Part 1 By TRIMURTI YOGA KUNDALINI
Sat Mar 24, 2012 9:24 pm by henry_gautama
» Kundalini-not Only in Hinduism
Sat Mar 24, 2012 8:52 pm by henry_gautama
» Pandangan Tantrayana ttg Pembangkitan Kundalini:
Fri Mar 23, 2012 9:52 pm by henry_gautama
» Beasiswa S1
Tue Mar 20, 2012 4:39 pm by henry_gautama
» Lowongan MANAGER OPERASIONAL
Tue Mar 20, 2012 4:37 pm by henry_gautama
» Mengenal lebih dekat Kundalini
Tue Mar 20, 2012 3:16 pm by henry_gautama