Pencarian
Similar topics
Latest topics
Connect Facebook
Samudera Hati (TYK)
Statistics
Total 69 user terdaftarUser terdaftar terakhir adalah Pras
Total 428 kiriman artikel dari user in 160 subjects
Melawan Kepasrahan Diri dengan Ketenangan Pikiran
2 posters
Halaman 1 dari 1
Melawan Kepasrahan Diri dengan Ketenangan Pikiran
Sabtu sore tanggal 23 Mei 2009, biasanya jika hari Sabtu sepulang dari kantor aku langsung menuju ketempat latihan meditasi sampai malam baru pulang kerumah. Namun sore itu aku dari kantor langsung menuju kerumah, dikarenakan tempat latihan sedang libur.
Sore itu keponakanku berteriak, bahwa ada film Finding Nemo distasiun TV swasta sedang diputar, aku tertarik dan langsung menontonnya bersama adik dan keponakanku.
Dari awal sampai akhir cerita aku mencoba menyimak pesan apa yang tersirat didalam cerita tersebut. Ada yang menarik disana disesi akhir cerita ketika Nemo sudah bertemu ayahnya dilautan, dan ketika itu ada sekumpulan ikan-ikan juga berada disana, namun malang nasib mereka ketika itu juga ada jaring nelayan yang menangkap mereka dan membawa mereka ke permukaan.
Nemo yang ikut tertangkap dan berada dalam jaring teringat akan pengalamannya sewaktu berada diaquarium seorang dokter. Pada waktu itu Nemo sempat tersedot oleh pipa pembuangan dan tersangkut dipipa itu, Nemo merasa sedih dan membutuhkan bantuan teman-teman barunya yang berada di aquarium tersebut, namun apa yang terjadi datanglah seeokor ikan tua, yang mengatakan "tidak!, jangan dibantu biarkan dia berusaha sendiri", Nemo merasa sedih, dan yang lain bertanya-tanya mengapa mereka ingin membantu tetapi tidak diperbolehkan?. Pada saat itu Nemo berkata "siripku luka, jadi aku sulit untuk mengerakkannya". Seketika itu pula ikan tua itu berlalu, dan Nemo melihat bahwa sirip-sirip ikan itu sudah sobek-sobek dan banyak luka ditubuh ikan tua. Akhirnya Nemo sadar bahwa luka yang dimiliki Nemo tidak separah luka yang dimiliki ikan tua. Nemo akhirnya berjuang melawan kepasrahan dirinya yang akhirnya dia berhasil lolos.
Kembali ke akhir cerita, Nemo memberitahukan kepada Ayahnya untuk mengatakan kepada ikan-ikan untuk berenang kearah bawah, awalnya ikan-ikan panik dan hanya diam menerima dengan pasrah diangkat dari lautan kepermukaan oleh jaring nelayan. Dengan semangat dan yakin Nemo dan ayahnya terus berteriak "berenang kearah bawah.. ayo berenang kearah bawah..." . Akhirnya ikan-ikan itu mau untuk melakukannya. Dengan semangat, dan usaha akhirnya mereka dapat melawan kepasrahan mereka dan jaring itu terus masuk kedalam laut dan mematahkan penarik yang berada diatas kapal.
Makna yang ingin disampaikan dari cerita ini adalah, terkadang jika kita mendapatkan suatu musibah atau masalah, yang ada pertama kali adalah kita panik, sampai akhirnya kita pasrah dengan kondisi yang menimpa kita. Dengan panik dan pasrah akal pikiran kita menjadi tumpul. Ketika akal pikiran kita tumpul apa yang terjadi? kita tidak akan pernah bisa lolos dari musibah atau masalah itu.
Beberapa hari lalu saya membaca buku yang berjudul Mahabharata, dibuku tersebut tertulis kisah tentang burung saranga, yang mengahadapi bahaya kebakaran hutan. Mereka 4 ekor burung saranga tidak dapat terbang karena masih kecil. Dan saya kutipkan apa yang dikatakan burung tersebut " Orang yang bijak bisa mencium datangnya bahaya dan tetap bisa menjaga ketenangan pikiran ketika bahaya mendekat.. "
Apa yang dikatakan burung itu dan apa yang dilakukan Nemo kurang lebih sama. Nemo dengan tenang dapat mengingat pengalaman langsungnya yang meloloskan dia dari bahaya, dan dapat membantu teman-temannya untuk lepas dari jaring nelayan.
Kita sebagai manusia yang mempunyai akal pikiran yang lebih baik dari ikan ataupun burung, seharusnya dapat berbuat lebih daripada mereka. Marilah setiap saat, setiap waktu kita selalu waspada, eling dengan apa yang ada disekeliling kita, dan terus menjaga ketenangan pikiran.
_/\_
Che Na
Sore itu keponakanku berteriak, bahwa ada film Finding Nemo distasiun TV swasta sedang diputar, aku tertarik dan langsung menontonnya bersama adik dan keponakanku.
Dari awal sampai akhir cerita aku mencoba menyimak pesan apa yang tersirat didalam cerita tersebut. Ada yang menarik disana disesi akhir cerita ketika Nemo sudah bertemu ayahnya dilautan, dan ketika itu ada sekumpulan ikan-ikan juga berada disana, namun malang nasib mereka ketika itu juga ada jaring nelayan yang menangkap mereka dan membawa mereka ke permukaan.
Nemo yang ikut tertangkap dan berada dalam jaring teringat akan pengalamannya sewaktu berada diaquarium seorang dokter. Pada waktu itu Nemo sempat tersedot oleh pipa pembuangan dan tersangkut dipipa itu, Nemo merasa sedih dan membutuhkan bantuan teman-teman barunya yang berada di aquarium tersebut, namun apa yang terjadi datanglah seeokor ikan tua, yang mengatakan "tidak!, jangan dibantu biarkan dia berusaha sendiri", Nemo merasa sedih, dan yang lain bertanya-tanya mengapa mereka ingin membantu tetapi tidak diperbolehkan?. Pada saat itu Nemo berkata "siripku luka, jadi aku sulit untuk mengerakkannya". Seketika itu pula ikan tua itu berlalu, dan Nemo melihat bahwa sirip-sirip ikan itu sudah sobek-sobek dan banyak luka ditubuh ikan tua. Akhirnya Nemo sadar bahwa luka yang dimiliki Nemo tidak separah luka yang dimiliki ikan tua. Nemo akhirnya berjuang melawan kepasrahan dirinya yang akhirnya dia berhasil lolos.
Kembali ke akhir cerita, Nemo memberitahukan kepada Ayahnya untuk mengatakan kepada ikan-ikan untuk berenang kearah bawah, awalnya ikan-ikan panik dan hanya diam menerima dengan pasrah diangkat dari lautan kepermukaan oleh jaring nelayan. Dengan semangat dan yakin Nemo dan ayahnya terus berteriak "berenang kearah bawah.. ayo berenang kearah bawah..." . Akhirnya ikan-ikan itu mau untuk melakukannya. Dengan semangat, dan usaha akhirnya mereka dapat melawan kepasrahan mereka dan jaring itu terus masuk kedalam laut dan mematahkan penarik yang berada diatas kapal.
Makna yang ingin disampaikan dari cerita ini adalah, terkadang jika kita mendapatkan suatu musibah atau masalah, yang ada pertama kali adalah kita panik, sampai akhirnya kita pasrah dengan kondisi yang menimpa kita. Dengan panik dan pasrah akal pikiran kita menjadi tumpul. Ketika akal pikiran kita tumpul apa yang terjadi? kita tidak akan pernah bisa lolos dari musibah atau masalah itu.
Beberapa hari lalu saya membaca buku yang berjudul Mahabharata, dibuku tersebut tertulis kisah tentang burung saranga, yang mengahadapi bahaya kebakaran hutan. Mereka 4 ekor burung saranga tidak dapat terbang karena masih kecil. Dan saya kutipkan apa yang dikatakan burung tersebut " Orang yang bijak bisa mencium datangnya bahaya dan tetap bisa menjaga ketenangan pikiran ketika bahaya mendekat.. "
Apa yang dikatakan burung itu dan apa yang dilakukan Nemo kurang lebih sama. Nemo dengan tenang dapat mengingat pengalaman langsungnya yang meloloskan dia dari bahaya, dan dapat membantu teman-temannya untuk lepas dari jaring nelayan.
Kita sebagai manusia yang mempunyai akal pikiran yang lebih baik dari ikan ataupun burung, seharusnya dapat berbuat lebih daripada mereka. Marilah setiap saat, setiap waktu kita selalu waspada, eling dengan apa yang ada disekeliling kita, dan terus menjaga ketenangan pikiran.
_/\_
Che Na
Che Na- Jumlah posting : 94
Points : 186
Reputation : 3
Join date : 29.06.09
Re: Melawan Kepasrahan Diri dengan Ketenangan Pikiran
Che Na wrote:Sabtu sore tanggal 23 Mei 2009, biasanya jika hari Sabtu sepulang dari kantor aku langsung menuju ketempat latihan meditasi sampai malam baru pulang kerumah. Namun sore itu aku dari kantor langsung menuju kerumah, dikarenakan tempat latihan sedang libur.
Sore itu keponakanku berteriak, bahwa ada film Finding Nemo distasiun TV swasta sedang diputar, aku tertarik dan langsung menontonnya bersama adik dan keponakanku.
Dari awal sampai akhir cerita aku mencoba menyimak pesan apa yang tersirat didalam cerita tersebut. Ada yang menarik disana disesi akhir cerita ketika Nemo sudah bertemu ayahnya dilautan, dan ketika itu ada sekumpulan ikan-ikan juga berada disana, namun malang nasib mereka ketika itu juga ada jaring nelayan yang menangkap mereka dan membawa mereka ke permukaan.
Nemo yang ikut tertangkap dan berada dalam jaring teringat akan pengalamannya sewaktu berada diaquarium seorang dokter. Pada waktu itu Nemo sempat tersedot oleh pipa pembuangan dan tersangkut dipipa itu, Nemo merasa sedih dan membutuhkan bantuan teman-teman barunya yang berada di aquarium tersebut, namun apa yang terjadi datanglah seeokor ikan tua, yang mengatakan "tidak!, jangan dibantu biarkan dia berusaha sendiri", Nemo merasa sedih, dan yang lain bertanya-tanya mengapa mereka ingin membantu tetapi tidak diperbolehkan?. Pada saat itu Nemo berkata "siripku luka, jadi aku sulit untuk mengerakkannya". Seketika itu pula ikan tua itu berlalu, dan Nemo melihat bahwa sirip-sirip ikan itu sudah sobek-sobek dan banyak luka ditubuh ikan tua. Akhirnya Nemo sadar bahwa luka yang dimiliki Nemo tidak separah luka yang dimiliki ikan tua. Nemo akhirnya berjuang melawan kepasrahan dirinya yang akhirnya dia berhasil lolos.
Kembali ke akhir cerita, Nemo memberitahukan kepada Ayahnya untuk mengatakan kepada ikan-ikan untuk berenang kearah bawah, awalnya ikan-ikan panik dan hanya diam menerima dengan pasrah diangkat dari lautan kepermukaan oleh jaring nelayan. Dengan semangat dan yakin Nemo dan ayahnya terus berteriak "berenang kearah bawah.. ayo berenang kearah bawah..." . Akhirnya ikan-ikan itu mau untuk melakukannya. Dengan semangat, dan usaha akhirnya mereka dapat melawan kepasrahan mereka dan jaring itu terus masuk kedalam laut dan mematahkan penarik yang berada diatas kapal.
Makna yang ingin disampaikan dari cerita ini adalah, terkadang jika kita mendapatkan suatu musibah atau masalah, yang ada pertama kali adalah kita panik, sampai akhirnya kita pasrah dengan kondisi yang menimpa kita. Dengan panik dan pasrah akal pikiran kita menjadi tumpul. Ketika akal pikiran kita tumpul apa yang terjadi? kita tidak akan pernah bisa lolos dari musibah atau masalah itu.
Beberapa hari lalu saya membaca buku yang berjudul Mahabharata, dibuku tersebut tertulis kisah tentang burung saranga, yang mengahadapi bahaya kebakaran hutan. Mereka 4 ekor burung saranga tidak dapat terbang karena masih kecil. Dan saya kutipkan apa yang dikatakan burung tersebut " Orang yang bijak bisa mencium datangnya bahaya dan tetap bisa menjaga ketenangan pikiran ketika bahaya mendekat.. "
Apa yang dikatakan burung itu dan apa yang dilakukan Nemo kurang lebih sama. Nemo dengan tenang dapat mengingat pengalaman langsungnya yang meloloskan dia dari bahaya, dan dapat membantu teman-temannya untuk lepas dari jaring nelayan.
Kita sebagai manusia yang mempunyai akal pikiran yang lebih baik dari ikan ataupun burung, seharusnya dapat berbuat lebih daripada mereka. Marilah setiap saat, setiap waktu kita selalu waspada, eling dengan apa yang ada disekeliling kita, dan terus menjaga ketenangan pikiran.
_/\_
Che Na
bung che na, itu bukan pasrah tapi 'putus asa' yang buat akal-pikir jadi tumpul!
bagaimana ini bung?
oot30- Jumlah posting : 103
Points : 104
Reputation : 0
Join date : 19.08.09
Re: Melawan Kepasrahan Diri dengan Ketenangan Pikiran
Kalau menurut saya memang dari kata "pasrah" dan "putus asa" itu berbeda. Yang walau berbeda pada akhirnya sama-sama membuat kehilangan "akal sehat".
Putus asa adalah dimana ketika kita menghadapi suatu masalah, lalu kemudian kita berusaha untuk "melawannya", tetapi gagal, lalu berusaha berkali-kali dan terus gagal. maka pada akhirnya putus asa.
Mengapa saya bilang di film ini adalah pasrah?, karena ikan-ikan tersebut ketika menemui bahaya tidak ada "perlawanan". Dan hanya diam saja "diangkat" oleh jaring nelayan.
_/\_
Che Na
Putus asa adalah dimana ketika kita menghadapi suatu masalah, lalu kemudian kita berusaha untuk "melawannya", tetapi gagal, lalu berusaha berkali-kali dan terus gagal. maka pada akhirnya putus asa.
Mengapa saya bilang di film ini adalah pasrah?, karena ikan-ikan tersebut ketika menemui bahaya tidak ada "perlawanan". Dan hanya diam saja "diangkat" oleh jaring nelayan.
_/\_
Che Na
Che Na- Jumlah posting : 94
Points : 186
Reputation : 3
Join date : 29.06.09
Re: Melawan Kepasrahan Diri dengan Ketenangan Pikiran
Che Na wrote:Kalau menurut saya memang dari kata "pasrah" dan "putus asa" itu berbeda. Yang walau berbeda pada akhirnya sama-sama membuat kehilangan "akal sehat".
Putus asa adalah dimana ketika kita menghadapi suatu masalah, lalu kemudian kita berusaha untuk "melawannya", tetapi gagal, lalu berusaha berkali-kali dan terus gagal. maka pada akhirnya putus asa.
Mengapa saya bilang di film ini adalah pasrah?, karena ikan-ikan tersebut ketika menemui bahaya tidak ada "perlawanan". Dan hanya diam saja "diangkat" oleh jaring nelayan.
_/\_
Che Na
baik bung, dan kalau begitu duduk perkaranya, sampai ikan-ikan itu 'diam' saja dan tidak berbuat apa-apa lagi sampai detik terakhir jaring itu mengangkatnya, apakah itu masih bisa disebut pasrah?
saya pikir pasrah masih beraroma positif dibandingkan 'putus-asa' yang sangat bersifat negatif!, dan saya pikir putus asa masih lebih sesuai untuk kasus di atas.
oot30- Jumlah posting : 103
Points : 104
Reputation : 0
Join date : 19.08.09
Re: Melawan Kepasrahan Diri dengan Ketenangan Pikiran
ketika mereka "diam" itulah disebut pasrah.
Namun pada akhirnya "nemo" yang "sadar/waspada" mengingatkan mereka, bahwa hal tersebut jika tidak melawan akan "menjerumuskan" mereka.
jadi sebenarnya apakah pasrah ataukah putus asa sama-sama membawa mereka "terjerumus" kedalam "penderitaan.
Jadi intinya bukan lagi melihat apakah mereka pasarah atau putus asa, tetapi bagaimana melihat mereka dapat keluar dari "permsalahan" itu. Terkadang orang2 mempermasalahkan "sebab2" terjadinya sesuatu, pada akhirnya "waktu" terlalu banyak terpakai untuk "menyelidiki" sebab-sebab terjadinya permasalahan, sedangkan untuk keluar dari maslah akhirnya "waktu" telah terbuang.
Untuk mengetahui suatu "sebab" permasalahan itu boleh saja menjadi suatu "perhatian" namun bukan berarti menjadi suatu "fokus konsentrasi".
_/\_
Che Na
Namun pada akhirnya "nemo" yang "sadar/waspada" mengingatkan mereka, bahwa hal tersebut jika tidak melawan akan "menjerumuskan" mereka.
jadi sebenarnya apakah pasrah ataukah putus asa sama-sama membawa mereka "terjerumus" kedalam "penderitaan.
Jadi intinya bukan lagi melihat apakah mereka pasarah atau putus asa, tetapi bagaimana melihat mereka dapat keluar dari "permsalahan" itu. Terkadang orang2 mempermasalahkan "sebab2" terjadinya sesuatu, pada akhirnya "waktu" terlalu banyak terpakai untuk "menyelidiki" sebab-sebab terjadinya permasalahan, sedangkan untuk keluar dari maslah akhirnya "waktu" telah terbuang.
Untuk mengetahui suatu "sebab" permasalahan itu boleh saja menjadi suatu "perhatian" namun bukan berarti menjadi suatu "fokus konsentrasi".
_/\_
Che Na
Che Na- Jumlah posting : 94
Points : 186
Reputation : 3
Join date : 29.06.09
Halaman 1 dari 1
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik
Tue May 15, 2012 12:26 pm by henry_gautama
» KUNDALINI SHAKTI part 3
Sun Mar 25, 2012 4:42 pm by henry_gautama
» KUNDALINI SHAKTI part 2.
Sun Mar 25, 2012 4:39 pm by henry_gautama
» Kundalini Part 1 By TRIMURTI YOGA KUNDALINI
Sat Mar 24, 2012 9:24 pm by henry_gautama
» Kundalini-not Only in Hinduism
Sat Mar 24, 2012 8:52 pm by henry_gautama
» Pandangan Tantrayana ttg Pembangkitan Kundalini:
Fri Mar 23, 2012 9:52 pm by henry_gautama
» Beasiswa S1
Tue Mar 20, 2012 4:39 pm by henry_gautama
» Lowongan MANAGER OPERASIONAL
Tue Mar 20, 2012 4:37 pm by henry_gautama
» Mengenal lebih dekat Kundalini
Tue Mar 20, 2012 3:16 pm by henry_gautama